Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatu..
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang cara mengatasi dekadensi moral pada masyarakat, dengan cara dakwah ala wali songo. Namun sebelumnya, lebih baik kita mengetahui dulu tentang apa itu dekadensi moral.
Sumber gambar ms.wikipedia.org |
Apakah dekadensi moral itu?
Dekadensi moral adalah penurunan atau kemerosotan moral. Jika diartikan secara bebas dan lebih luas lagi, dekadensi moral adalah kemerosotan atau menurunnya moral pada seseorang yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu.
Seperti kita ketahui bahwa dewasa ini dekadensi moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia sungguh sangat terasa. Sebagai buktinya, lihatlah di sekeliling kita, bahwa kasus-kasus kejahatan semakin hari semakin meningkat.
Mulai dari pencurian, penjarahan, perampokan, perzinahan, penipuan, pemerkosaan, pelecehan seksual, perjudian, dan masih banyak lagi, termasuk pembunuhan. Yang jelas fakta membuktikan bahwa semakin hari, akibat menurunnya kualitas moral masyarakat ini semakin banyak saja yang menjadi korbannya.
Kalau sudah seperti ini, siapakah yang kasihan? ya jelas, yang kasihan adalah orang yang menjadi korban, termasuk saya ataupun Anda. Saya yakin Anda pasti pernah menjadi korban dari kasus kejahatan akibat dekadensi moral ini bukan?
Sebenarnya apakah penyebab dekadensi moral itu?
Ada banyak akibat, tentu ada pula penyebabnya. Sama halnya dengan dekadensi moral, bahwa penyebabnya sangatlah banyak. Setidaknya ini menurut pandangan saya pribadi, yang melihat dari berbagai penurunan moral yang terjadi di sekitar saya.
Inilah penyebab dekadensi moral
1. Pengaruh budaya asing yang tidak baik
Maksud saya di sini bukannya semua budaya asing itu tidak baik, melainkan khusus budaya asing yang jelek-jeleknya saja. Sebagai mana Anda lihat, bahwa budaya asing yang tidak baik dapat merusak moral masyarakat. Seperti contoh konsumsi narkoba, miras, pembuatan tato, seks bebas, dll.
Saya sangat prihatin ketika budaya asing yang buruk, juga dapat menurunkan moral generasi muda bangsa ini. Sebagai contoh, seorang anak sudah tidak memiliki tata krama lagi dalam memanggil orang yang lebih tua. Padahal Indonesia kan punya budaya yang baik untuk memenggil orang yang lebih tua, dengan sebutan bapak, ibu, kakak, bibi, tante, om, paman, kakek, nenek, dan "Anda". Tidak seperti budaya barat yang memanggil semua orang dengan sebutan "you" alias kamu.
Budaya asing juga telah mempengaruhi gaya hidup seseorang, baik itu gaya berpakaian, gaya bergaul, atau pun gaya dalam berbicara. Budaya barat telah sukses disuntikkan ke dalam urat nadi Bangsa Indonesia, ketika telah banyak masyarakat yang berpakaian ala barat yang melanggar syariat, ketika banyak yang bergaul secara bebas tanpa batas, ketika banyak yang berkata-kata tanpa perlu berfikir, apakah yang keluar dari mulutnya baik atau buruk.
2. Akibat pergaulan bebas
Sungguh sangat disayangkan, ketika banyak sekali orang-orang yang bergaul secara bebas, namun tidak mau memilah dan memilih pergaulan yang benar, dan teman pergaulan yang baik.
Akibatnya banyak dari mereka yang ikut terjerumus di dalam kesesatan karena tidak mau memagari dirinya sendiri. Berteman dengan pemabuk, pasti akan ikut-ikutan menjadi peminum. Bergaul dengan pecandu narkoba, pastinya juga akan menjadi pecandu.
Yang jelas akibat pergaulan bebas, akan berdampak buruk bagi moral seseorang. Akibat pergaulan bebas, seseorang menjadi acuh tak acuh, semau-maunya sendiri, tanpa peduli kepada siapapun atas apa yang akan mereka lakukan.
3. Akibat media yang merusak
Media merupakan sarana nomor wahid sebagai tempat menyebarluaskan berita, ilmu, dan pengetahuan baru. Namun, sungguh sayang sekali jika media jugalah yang menjadi sarana nomor satu untuk menyebarkan budaya-budaya rusak, termasuk budaya asing yang buruk.
Di televisi, majalah dan internet, pornografi tersebar luaskan. Model busana-busana yang seolah hakikatnya telanjang pun, telah banyak ditayangkan di media-media tersebut. Akibatnya, yang seperti itu akan di tiru oleh muda-mudi Bangsa kita, bahkan termasuk orang yang sudah tua sekali pun.
Adegan-adegan mesum, diskotik, perkelahian, tawuran, dll, juga turut andil memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat Indonesia, yang tentunya disebarkan melalui media. Belum lagi gosip-gosip selebriti yang sibuk cerai sana-sini, tentunya menambah ilmu rusak bagi masyarakat, untuk mencontohnya. Sehingga, penurunan moral akibat media yang merusak ini pun tidak bisa terelakkan lagi.
4. Akibat perkembangan teknologi
Harus kita akui bahwa perkembangan teknologi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun sayang, perkembangan teknologi juga turut membawa dampak buruk bagi manusia, Salah satunya adalah dekadensi moral.
Dulu, sebelum teknologi jauh berkembang seperti sekarang ini, anak-anak muda setelah magrib sibuk mengaji. Tapi kini, habis magrib sibuk menonton TV. Dulu sibuk menghafal Qur'an, sekarang sibuk dengan gadget barunya. Dulu sibuk membantu orang tua, sekarang sibuk internetan.
Sekarang, banyak manusia yang menghambakan diri pada teknologi, dan terlena untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akibatnya, ilmu yang baik-baik pun mulai luntur dari kehidupan manusia, dan berganti dengan ilmu yang buruk-buruk yang didapatkan dari berbagai teknologi yang dapat melenakan tersebut.
5. Kurangnya pengetahuan agama
Agamalah yang mendidik manusia untuk selalu berbuat baik, apakah itu kepada Allah, sesama manusia, ataupun kepada binatang. Ilmu agamalah yang membuat akhlak manusia mengalami kemajuan, selalu menjaga diri dari perbuatan buruk, dan mengamalkan kebaikan kepada semuanya.
Maka dari itu, kurangnya pengetahuan agama pada manusia, pastilah berakibat pada menurunnya kualitas manusia tersebut. Terlebih jika di tambah dengan pengaruh budaya asing yang tidak baik, akibat pergaulan bebas, akibat media yang merusak serta perkembangan teknologi masa kini, yang tentunya semakin ampuh menjerumuskan manusia kepada perbuatan yang lebih parah lagi.
Jika penurunan moral masyarakat tidak segera teratasi, dikhawatirkan akan mengakibatkan sesuatu yang lebih buruk dari itu, yaitu kondisi di mana moral-moral akan mengalami kerusakan. Saya ingatkan bahwa ini bukan sekedar penurunan lagi, tapi lebih kepada kerusakan.
Jika hal ini telah sampai, dapat dibayangkan kengerian yang akan terjadi, bahwa orang yang mencuri akan menjadi pencuri. Orang yang menipu akan menjadi penipu. Orang yang membunuh akan menjadi pembunuh. Dan masih banyak lagi akibat yang akan ditimbulkan dari rusaknya moral masyarakat ini.
Dalam kondisi seperti ini, dapat dipastikan tidak ada rasa aman lagi bagi saya, atau pun Anda. Tidak ada rasa aman bagi kita semuanya, tanpa terkecuali. Tidak ada rasa aman bagi orang yang berjalan sendirian di malam hari. Tidak ada rasa aman menyimpan uang di dalam saku saat bepergian. Tidak ada rasa aman lagi menaruh kendaraan di luar rumah. Bahkan, tidak ada rasa aman lagi bagi siapa pun untuk menyimpan harta mereka, meski pun itu di rumah-rumah mereka sendiri.
Seolah, tidak ada tempat aman lagi di dunia ini bagi orang yang hidup. Dimanapun dan kapanpun, selalu dihantui dengan perasaan cemas serta waswas, karena takut dengan apa yang akan menimpa dirinya. Sungguh buruk yang akan terjadi, akibat dekadensi moral itu. Untuk itu, harus segera di atasi dengan secepat mungkin, agar kerusakan Bangsa ini tidak segera terjadi.
Bagaimana mengatasi dekadensi moral pada masyarakat Indonesia itu?
Seperti yang telah saya angkat untuk tulisan ini, bahwa cara mengatasi dekadensi moral yang saya bahas, adalah dengan cara dakwah ala Wali Songo. Mengapa saya memilih wali songo untuk dijadikan contoh? itu karena wali songo merupakan mubaligh yang mempunyai banyak pengalaman berdakwah di Nusantara ini.
Kemudian fakta bahwa Wali Songo telah sukses berdakwah mengajarkan Islam Ahlussnunnah Wal jamaah di tanah Jawa, tentunya dengan dakwah yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Wali Songo juga dikenal manusia yang berdakwah dengan hampir tanpa kekerasan, namun mampu membuat sebagian besar masyarakat jawa memeluk Islam, bahkan hingga ke luar Jawa.
Sebagian dari Wali Songo berdakwah dengan melakukan pendekatan kultural/budaya, seperti yang dilakukan oleh Sunan Bonang, yang berdakwah melalui wayang dan gamelan jawa. Contoh dakwah seperti inilah yang harus dijadikan inspirasi untuk saat ini. Namun intinya bukan pada apa yang digunakan untuk berdakwah, tapi lebih kepada metode berdakwah bagaimana yang digunakan.
Sumber gambar kayakae.wordpress.com |
Kalau Sunan Bonang menggunakan wayang kulit sebagai media berdakwah, bukan berarti kita harus menggunakan wayang kulit juga. Tetapi, kita bisa mengambil hikmah dari cara tersebut, bahwa Sunan Bonang berdakwah dengan metode pendekatan terhadap apa yang disukai masyarakat dan yang menjadi tren saat itu.
Oleh karena itu kita harus mencontoh para Sunan, termasuk Sunan Bonang tersebut di dalam berdakwah. Kita harus jeli seperti para wali di dalam melihat kondisi masyarakat, termasuk apa yang mereka sukai dan yang mereka tidak sukai. Mengapa? Agar dakwah kita mudah diterima masyarakat dan tidak mengalami kesulitan, termasuk penentangan.
Untuk berdakwah di masa kini, target kita adalah anak-anak, remaja dan orang tua, baik laki-laki mau pun perempuan. Dalam artian, bahwa dakwah kita adalah dakwah bagi semua kalangan tanpa terkecuali. Untuk itu, kita harus mengetahui apa yang anak-anak sukai, apa yang remaja sukai, dan apa yang orang tua sukai.
Misalnya anak-anak suka dengan film kartun, maka kita bisa memanfaatkan peluang ini untuk membuat kartun yang menyelipkan dakwah di dalam cerita kartun tersebut. Anak-anak suka dongeng, kita bisa membuat dongeng fiksi atau non fiksi, yang menceritakan tentang keutamaan-keutamaan beribadah dll.
Remaja suka sinetron, kita bisa membuat sinetron yang bernafaskan religi. Remaja suka membaca novel, kita bisa membuat novel-novel religi yang mendidik. Remaja suka musik, kita bisa memanfaatkan ini, dengan membuat musik-musik religi yang disesuaikan dengan aliran musik yang disukai remaja.
Orang tua suka humor, kita bisa mengakali dakwah kita dengan menyelipkan sedikit humor, agar dakwah kita tidak kaku, dan tentunya disukai banyak kalangan. Tentunya dengan humor yang porsinya pas, tidak terlalu berlebihan.
Ustadz Maulana Yang Berdakwah Sambil Menghibur |
Wanita suka tren busana, kita bisa membuat busana-busana muslim baru, jilbab-jilbab baru, yang sesuai dengan kesukaan wanita. Baik model maupun warna, bisa kita sesuaikan dengan perkembangan fashion masa kini. Dengan demikian, akan semakin banyak wanita yang membiasakan diri untuk berhijab, meskipun belum setiap hari.
Karena media sosial kini menjadi tren di berbagai kalangan, kita juga bisa memanfaatkan media-media sosial seperti facebook dan twitter untuk berdakwah.
Dengan cara-cara yang demikian, diharapkan dapat menjadi jalan untuk mendekati berbagai kalangan, meskipun prosesnya sedikit-demi sedikit. Namun saya yakin, jika kita lakukan bersama dan saling mengingatkan, Insya Allah hasilnya akan lebih baik lagi.
Sekarang, kewajiban berdakwah ini bukan lagi di pundak Nabi atau pun para Wali. Bukan hanya bagi ulama' atau pun penguasa. Akan tetapi, kewajiban ini telah menjadi tanggung jawab saya, Anda, dan kita semuanya. Kita memang tidak sebaik Nabi dan para Wali dalam berdakwah, akan tetapi saya yakin, ketika kita bersatu, kita adalah wali ke sepuluh.
“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]
Semua dari kita bisa bekerja sama. Penguasa melarang segala bentuk maksiat yang menyebar di Negeri tercinta ini, seperti miras, narkoba, perjudian, tempat prostituli dll. Ulama' mengingatkan dan menyadarkan manusia akan agama, dan hakikat hidup yang sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah.
Polisi benar-benar menangkap tindak kriminal, dan hakim memutuskan hukuman yang adil terhadap pelaku kejahatan. Para blogger dan para penulis, berhenti dari membuat tulisan dan konten yang merugikan, dan beralih membuat tulisan yang menginspirasi, bermanfaat dan bernafaskan Islam. Para perancang busana berhenti membuat baju-baju yang melanggar syariat, dan beralih membuat busana-busana muslim yang cantik.
Para musisi membuat lagu-lagu religi yang menyentuh dan menyadarkan umat. Para pemilik stasiun tv membuat tayangan-tayangan bermanfaat dan memperbanyak persentasi dakwah di tayangan tv tersebut. Para produser membuat film-film yang mendidik dan bernilai dakwah.
Orang tua mendidik anaknya dengan didikan yang baik, serta membentengi anak-anaknya dari pergaulan bebas. Masyarakat biasa bisa saling mengingatkan, dan menjalankan kewajiban untuk mematuhi aturan tuhan dan aturan pemerintah yang berlaku, selagi itu untuk kebaikan.
Jika semuanya sudah seperti ini, insya Allah kita akan meraih kesuksesan seperti yang di raih oleh Nabi Muhammad dan Wali Songo dalam berdakwah. Kemudian, bukan mustahil Indonesia Raya sebagai Mercusuar Dunia Akan segera terlahir, dan siap menjadi teladan bagi negara-negara lainnya. AMin..
Wassalamualaikum waroh matullahi wabaro katu..
Tulisan ini diikusertakan dalam lomba kontes blog muslim 2 "Wali Songo & Teladan Sukses Berdakwah"
www.cyberdakwah.com – Media Islam Terdepan
www.muslimedianews.com – Voice of Moslem
www.nu.or.id – Website resmi Nahdlatul Ulama
www.habiblutfi.net – Dakwah teduh dan cinta tanah air
www.streamingislami.com – Streaming dakwah Islam terlengkap