Dulu, saya sering diceritakan oleh bapak tentang keadaan tempat tinggal
kami saat pertama kali datang di kampung ini. Desa Torono, Kecamatan
Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi tengah. Keadaannya masih
berhutan, jarang rumah, jalan masih tanah, becek, berlubang, bahkan
sangat sukar dilewati kendaraan, kecuali sepeda ontel yang lebih sering
dituntun dari pada dinaiki. Ya, selain jalan yang sulit, banyak yang
menyayangkan jika sepeda ontelnya sampai kotor.
Mungkin terdengar sangat mengenaskan ketika diceritakan bahwa tidak ada listrik PLN sama sekali di kampung ini. Dan hampir keseluruhan wilayah sekabupaten seperti itu adanya. Mengapa begitu? Iya, kami tinggal di rumah-rumah jatah dari pemerintah, yang ditancapkan di tengah-tengah hutan untuk ditinggali. Jadi, bisa makan dengan ikan asin dan beras jatah pun, warga tetap bersyukur. Dan masalah listrik, itu belakangan.
Maklum, keluarga bapak dan keluarga ibu saya pindahan dari tanah Jawa, ikut program transmigrasi tahun 1980 pada pemerintahan Pak Harto waktu itu. Jadi, saat sudah di sinilah Bapak saya yang telah duda menikahi Ibu saya yang masih kelas 5 SD. Dan sembilan tahun kemudian, lahirlah saya sebagai anak ke tiga yang dilahirkan oleh ibu saya.
Saya bersyukur, ketika saya sudah mengetahui satu dua buah kata untuk diucap, semuanya telah berubah lebih baik dibanding waktu pertama kali kedua orang tuaku menginjakkan kaki di kampung ini, yang sebelumnya dikuasai oleh binatang dan para jin. Setidaknya, jalan-jalan sudah terhubung bagus dengan rumah-rumah warga lainnya, meskipun masih belum diaspal.
Kemudian, listrik dari PLN (perusahaan Listrik Negara) juga sudah ada, walaupun sering terjadi pemadaman bergilir yang mengharuskan kami menyalakan lampu tempel yang membuat hangus dinding papan yang ditempelinya. Sebenarnya itu tidak masalah, hanya saja saya dan saudaraku sering kesulitan untuk belajar ketika kami telah bersekolah. Apa lagi, jika jadwal pemadamannya lebih lama matinya dari pada hidupnya.
Namun semua itu cerita masa lalu. Kini, semua keadaan sangat jauh berubah. Jalan-jalan sudah diaspal, rumah-rumah sudah ditembok, kendaraan sudah bermotor, dan lampu-lampu yang dulunya lampu pijar, kini menjadi lampu hemat energi yang katanya lebih hemat. Namun masih ada yang sedikit belum berubah, yaitu pemadaman dari PLN.
Entah apa yang membuat pemadaman dari PLN ini masih terjadi. Bahkan ketika saya merantau ke Kota Palu, masih juga sering terjadi pemadaman. Saya sampai bertanya-tanya apakah kota-kota lainnya seperti ini? Saya berfikir seolah-olah Kota Palu Dan Sulteng telah dianak tirikan, sehingga apa-apa jadi susah. Lagi asik-asik nge-blog, tiba-tiba mati lampu. Jelas mengganggu kan?
Itu sih belum seberapa. Yang lebih parahnya lagi ada berapa ribu usaha mikro, menengah dan usaha besar di sini yang harus menghentikan sementara kegiatan usaha mereka saat listrik padam? Hayo.. coba dihitung-hitung, berapa juta saja kerugian dari ribuan usaha tersebut yang harus terhenti akibat pemadaman PLN? Tentu jumlahnya sangat banyak.
Dulu saja waktu saya bekerja sebagai teknisi komputer di kota Palu, saat PLN mati, kami pun para teknisi harus menghentikan kegiatan kami. Itu karena memang bos kami belum memiliki mesin diesel sendiri. Nah, jika mati lampu dari pagi sampai sore, ya kami terpaksa dengan setia menunggu aliran listrik PLN untuk dihidupkan kembali. Jika demikian, berarti pemasukan tentu akan berkurang. Sebab kami tidak bisa mengerjakan servis, yang jika ditotal bisa sampai 5-20 komputer dan laptop setiap harinya.
Jadi gara-gara masalah ini, saya semakin sering berfikir dan bertanya-tanya kenapa sih bisa begini? Kenapa Kota Palu seperti ini?
Dan setelah itu, ternyata ada kabar berita tentang rusaknya salah satu mesin PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di kelurahan Silae yang menyuplai kebutuhan listrik untuk Kota Palu. Oleh karena itulah PLN memberlakukan pemadaman bergilir di kota Palu dan sekitarnya, guna perataan listrik ke semua wilayah tersebut.
Berita itu sekaligus menjawab pertanyaan saya selama ini, dan kesalah pahaman saya tentang Kota Palu yang di-anak tirikan tadi. Saya mulai mengerti bahwa pemadaman ini pasti memiliki alasan penting. Dan saya mulai sadar, bahwa memadaman ini bukanlah semata kesalahan PLN. Sebab ini adalah murni kerusakan alat, atau kecelakaan lainnya yang mengharuskan PLN untuk memutuskan aliran listrik sementara ke suatu daerah.
Jadi, tidak perlu terlalu menghujat PLN ya sahabat semua, apa lagi sampai berbuat anarkis menyerang kantor PLN, atau melempari batu rumah-rumah petugas PLN di daerah Anda. Kebetulan saya ingin mengeluarkan unek-unek ini, dan barulah kesampaian. Jadi, saya ingatkan lagi bahwa itu perbuatan yang salah.
Bagaimanapun, PT. PLN dan para petugasnya ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk kita semua. Jika Anda kesal gara-gara sering mati lampu, setidaknya Anda bisa datang langsung kepada petugas PLN yang ada, untuk menanyakan apa penyebab listrik dipadamkan.
Baiklah, cerita di Kota, sudah selesai. Bulan april 2014 ini saya kembali ke kampung halaman. Saya pun memutuskan untuk menetap tinggal di rumah orang tua, dan mencoba untuk bertani. Namun kali ini ada yang sedikit berbeda. Pertama saya telah membawa istri, dan yang kedua harus banting setir dari yang dulunya pagi-pagi mengurus soal virus komputer, sekarang pagi-pagi harus berurusan dengan virus cabe, ulat bayam, dan penyakit tanaman lainnya he he he..
Meskipun begitu, saya sangat menikmatinya. Hanya saja hobi nge-blog saya sedikit terganggu akibat jauhnya warnet dari tempat tinggal saya. Apa lagi, lagi-lagi harus berhubungan dengan pemadaman. Maka susah ditambah susah = susahhh..
Pernah ketika saya sudah jauh-jauh ke warnet, baru saja duduk listrik langsung mati. Huh,, sangat kesal rasanya. Bahkan ketika membuat tulisan ini pun, pernah dalam satu hari tanggal 29 september terjadi 3 kali pemadaman di malam hari. Akibatnya saya harus menghentikan sementara tulisan ini. Yang jelas akibat masalah ini, cukup mengganggu kegiatan nge-blog saya. Sebagai buktinya, lihatlah foto ini.
Mungkin terdengar sangat mengenaskan ketika diceritakan bahwa tidak ada listrik PLN sama sekali di kampung ini. Dan hampir keseluruhan wilayah sekabupaten seperti itu adanya. Mengapa begitu? Iya, kami tinggal di rumah-rumah jatah dari pemerintah, yang ditancapkan di tengah-tengah hutan untuk ditinggali. Jadi, bisa makan dengan ikan asin dan beras jatah pun, warga tetap bersyukur. Dan masalah listrik, itu belakangan.
Maklum, keluarga bapak dan keluarga ibu saya pindahan dari tanah Jawa, ikut program transmigrasi tahun 1980 pada pemerintahan Pak Harto waktu itu. Jadi, saat sudah di sinilah Bapak saya yang telah duda menikahi Ibu saya yang masih kelas 5 SD. Dan sembilan tahun kemudian, lahirlah saya sebagai anak ke tiga yang dilahirkan oleh ibu saya.
Saya bersyukur, ketika saya sudah mengetahui satu dua buah kata untuk diucap, semuanya telah berubah lebih baik dibanding waktu pertama kali kedua orang tuaku menginjakkan kaki di kampung ini, yang sebelumnya dikuasai oleh binatang dan para jin. Setidaknya, jalan-jalan sudah terhubung bagus dengan rumah-rumah warga lainnya, meskipun masih belum diaspal.
Kemudian, listrik dari PLN (perusahaan Listrik Negara) juga sudah ada, walaupun sering terjadi pemadaman bergilir yang mengharuskan kami menyalakan lampu tempel yang membuat hangus dinding papan yang ditempelinya. Sebenarnya itu tidak masalah, hanya saja saya dan saudaraku sering kesulitan untuk belajar ketika kami telah bersekolah. Apa lagi, jika jadwal pemadamannya lebih lama matinya dari pada hidupnya.
Namun semua itu cerita masa lalu. Kini, semua keadaan sangat jauh berubah. Jalan-jalan sudah diaspal, rumah-rumah sudah ditembok, kendaraan sudah bermotor, dan lampu-lampu yang dulunya lampu pijar, kini menjadi lampu hemat energi yang katanya lebih hemat. Namun masih ada yang sedikit belum berubah, yaitu pemadaman dari PLN.
Entah apa yang membuat pemadaman dari PLN ini masih terjadi. Bahkan ketika saya merantau ke Kota Palu, masih juga sering terjadi pemadaman. Saya sampai bertanya-tanya apakah kota-kota lainnya seperti ini? Saya berfikir seolah-olah Kota Palu Dan Sulteng telah dianak tirikan, sehingga apa-apa jadi susah. Lagi asik-asik nge-blog, tiba-tiba mati lampu. Jelas mengganggu kan?
Itu sih belum seberapa. Yang lebih parahnya lagi ada berapa ribu usaha mikro, menengah dan usaha besar di sini yang harus menghentikan sementara kegiatan usaha mereka saat listrik padam? Hayo.. coba dihitung-hitung, berapa juta saja kerugian dari ribuan usaha tersebut yang harus terhenti akibat pemadaman PLN? Tentu jumlahnya sangat banyak.
Dulu saja waktu saya bekerja sebagai teknisi komputer di kota Palu, saat PLN mati, kami pun para teknisi harus menghentikan kegiatan kami. Itu karena memang bos kami belum memiliki mesin diesel sendiri. Nah, jika mati lampu dari pagi sampai sore, ya kami terpaksa dengan setia menunggu aliran listrik PLN untuk dihidupkan kembali. Jika demikian, berarti pemasukan tentu akan berkurang. Sebab kami tidak bisa mengerjakan servis, yang jika ditotal bisa sampai 5-20 komputer dan laptop setiap harinya.
Jadi gara-gara masalah ini, saya semakin sering berfikir dan bertanya-tanya kenapa sih bisa begini? Kenapa Kota Palu seperti ini?
Dan setelah itu, ternyata ada kabar berita tentang rusaknya salah satu mesin PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di kelurahan Silae yang menyuplai kebutuhan listrik untuk Kota Palu. Oleh karena itulah PLN memberlakukan pemadaman bergilir di kota Palu dan sekitarnya, guna perataan listrik ke semua wilayah tersebut.
Berita itu sekaligus menjawab pertanyaan saya selama ini, dan kesalah pahaman saya tentang Kota Palu yang di-anak tirikan tadi. Saya mulai mengerti bahwa pemadaman ini pasti memiliki alasan penting. Dan saya mulai sadar, bahwa memadaman ini bukanlah semata kesalahan PLN. Sebab ini adalah murni kerusakan alat, atau kecelakaan lainnya yang mengharuskan PLN untuk memutuskan aliran listrik sementara ke suatu daerah.
Jadi, tidak perlu terlalu menghujat PLN ya sahabat semua, apa lagi sampai berbuat anarkis menyerang kantor PLN, atau melempari batu rumah-rumah petugas PLN di daerah Anda. Kebetulan saya ingin mengeluarkan unek-unek ini, dan barulah kesampaian. Jadi, saya ingatkan lagi bahwa itu perbuatan yang salah.
Bagaimanapun, PT. PLN dan para petugasnya ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk kita semua. Jika Anda kesal gara-gara sering mati lampu, setidaknya Anda bisa datang langsung kepada petugas PLN yang ada, untuk menanyakan apa penyebab listrik dipadamkan.
Baiklah, cerita di Kota, sudah selesai. Bulan april 2014 ini saya kembali ke kampung halaman. Saya pun memutuskan untuk menetap tinggal di rumah orang tua, dan mencoba untuk bertani. Namun kali ini ada yang sedikit berbeda. Pertama saya telah membawa istri, dan yang kedua harus banting setir dari yang dulunya pagi-pagi mengurus soal virus komputer, sekarang pagi-pagi harus berurusan dengan virus cabe, ulat bayam, dan penyakit tanaman lainnya he he he..
Meskipun begitu, saya sangat menikmatinya. Hanya saja hobi nge-blog saya sedikit terganggu akibat jauhnya warnet dari tempat tinggal saya. Apa lagi, lagi-lagi harus berhubungan dengan pemadaman. Maka susah ditambah susah = susahhh..
Pernah ketika saya sudah jauh-jauh ke warnet, baru saja duduk listrik langsung mati. Huh,, sangat kesal rasanya. Bahkan ketika membuat tulisan ini pun, pernah dalam satu hari tanggal 29 september terjadi 3 kali pemadaman di malam hari. Akibatnya saya harus menghentikan sementara tulisan ini. Yang jelas akibat masalah ini, cukup mengganggu kegiatan nge-blog saya. Sebagai buktinya, lihatlah foto ini.
Pada foto tersebut adalah penampakan saya saat mati lampu di malam itu. Kebetulan mati, jadi langsung saya gunakan untuk berfoto selfie he he. Jadi secerah apa pun muka saya saat ada cahaya, tapi seperti itulah ketika mati lampu. Bagaikan penampakan di dunia lain.
Sahabat semuanya, perlu Anda ketahui meskipun ini di kampung, tapi banyak juga usaha yang menggantungkan kegiatan usaha-usaha itu dengan pasokan listrik.
Jika seperti ini terus, bagaimana kampungku bisa cepat maju? Jika begini terus bagaimana Indonesia mau bersaing menjadi negara modern dan maju? Sepertinya masih cukup jauh perjuangan kita. Oleh karena itulah saya mempunyai sebuah ide untuk PLN, agar bisa memenuhi kebutuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali, dan tanpa adanya hambatan-hambatan yang dapat mengganggu lagi.
Dan ide yang akan saya berikan ini adalah dengan memanfaatkan sumber daya manusia, sumber daya alam dan teknologi, untuk Indonesia lebih ber-energi. Tentu ada alasan saya memilih ide ini untuk saya berikan kepada PT. PLN. Dan semua alasannya, saya ulas di bawah ini. Silahkan dibaca lebih lanjut.
Memanfaatkan Sumber Daya Manusia Untuk Kemajuan PLN Dan Rakyat
Bicara tentang sumber daya manusia, tentunya yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia anak bangsa sendiri. Saya rasa, kemampuan putra-putri Indonesia saat ini telah banyak yang bisa diandalkan untuk kemajuan Perusahaan Listrik Negara. Jika pun belum, pihak PLN dan pemerintah tentunya harus memfasilitasi sumber daya manusia, agar bisa bermanfaat untuk kemajuan PLN dan Bangsa dalam jangka panjang.
Jika sumber daya manusia Indonesia meningkat, paling tidak bisa berinovasi untuk kebutuhan PLN. Tentunya ini kabar baik; agar PLN sepenuhnya bisa ditangani oleh anak-anak Indonesia. Dengan begitu, jika harus membuat sistem baru bagi PLN yang bebas listrik padam pun, saya rasa akan dekat dengan kenyataan.
Dalam memfasilitasi calon pewaris PLN di masa depan, tentunya mereka tidak hanya diberikan pendidikan di sekolah pada umumnya saja. Melainkan juga harus diberikan pendidikan tentang seluk-beluk PT. PLN, teknologi kelistrikan dan lain-lain. Malahan jika diperlukan, mereka harus diberikan fasilitas atau modal untuk melakukan penelitian, guna menciptakan sebuah alat yang berguna untuk PLN.
Ya, memang mungkin membutuhkan modal besar untuk riset ini. Tapi sekali lagi, itu adalah untuk keuntungan jangka panjang. Di mana negara tidak harus bergantung lagi dengan pihak luar dari pengadaan alat-alat PLN itu sendiri. Bahkan jika riset ini telah membuahkan hasil, maka kitalah yang akan menjual alat dan tenaga kerja professional Indonesia ke luar negeri. Hem.. suatu keuntungan bukan?
Oleh karena itulah, pemanfaatan sumber daya manusia Indonesia harus ditingkatkan. Ini tidak hanya berguna bagi PLN saja, melainkan ujung-ujungnya juga berguna bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Memanfaatkan Sumber Daya Alam Dan Teknologi Untuk Kemajuan PLN
Indonesia adalah negara besar yang kaya akan sumber daya alam di dalamnya. Air, angin, panas matahari, batu bara, gas, uranium, minyak bumi dan lain-lain yang tentunya bisa dijadikan energi listrik. Kita memiliki semua itu. Dan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Oleh sebab itulah, PLN harus memanfaatkan sumber energi tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air ini.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi, kita bisa membuat pembangkit listrik dari masing-masing sumber daya alam yang bisa menghasilkan listrik. Misalnya membuat pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan masih banyak lagi.
Mungkin PLN telah membuat sebagian pembangkit listrik seperti itu. Tapi, belum semuanya. Malahan jika diperlukan tiap-tiap propinsi harus memiliki banyak pembangkit listrik guna memenuhi listrik di wilayahnya tersebut.
Ada banyak sungai di setiap propinsi yang berpotensi untuk dijadikan pembangkit listrik tenaga air. Jadi, sungai-sungai tersebut harus dimanfaatkan salah satunya. Malahan jika lebih dari satu, itu lebih bagus sebagai pembangkit listrik cadangan.
Bukan hanya air. Di daerah yang tidak memiliki gas, uranium atau batu bara pasti selalu ada cahaya matahari. Nah, PLN bisa memanfaatkan cahaya matahari yang bersinar melimpah di seluruh Indonesia setiap tahunnya, untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya.
Dengan memiliki pembangkit listrik yang beragam jenis, ini merupakan keuntungan bagi PLN dan bagi rakyat Indonesia. Di saat musim hujan, saat pembangkit listrik tenaga surya tidak bekerja optimal, tapi pembangkit listrik tenaga air dapat bekerja dengan baik. Nah, di saat panas dan terjadi kemarau panjang, ketika PLTA tidak berfungsi dengan baik, maka pembangkit listrik tenaga surya justru pintar menyumbang energi listrik dari cahaya matahari.
Dengan demikian, tidak ada satu kondisi pun yang membuat listrik padam lagi, kecuali kabel putus akibat tertimpa pohon. Apa lagi ditambah sumber daya pembantu dari pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga diesel yang siap jadi pemain cadangan untuk PLN, pastinya makin mak nyus..
Ideku Tentang Teknologi Masa Depan Untuk PLN
Saya mempunyai sebuah ide untuk masa depan PLN, yaitu ide yang mungkin terdengar sedikit muluk-muluk. Tapi kita harus percaya bahwa semua yang dicipta oleh manusia, itu berawal dari sebuah ide. Nah, oleh karena itulah ide ini muncul.
Jadi saya mempunyai sebuah konsep, tentang alat teknologi modern masa depan PLN yang memiliki sistem "anti padam". Jadi dengan sistem ini, tentunya hampir-hampir tidak ada lagi ceritanya listrik padam akibat kekurangan energi, kekurangan bahan bakar, atau hal lainnya seperti dalam maintenance misalnya. Dan untuk sistem tersebut silahkan lihat pada gambar di bawah ini.
Sistem Masa Depan PLN Listrik Anti Padam |
Silahkan Anda lihat lagi gambar tersebut, saya akan menjelaskan satu persatu cara kerjanya. Jadi yang pertama adalah pembangkit listrik menghasilkan listrik, kemudian mengirimkannya ke alat penyimpanan listrik besar dengan media kabel atau wire less (tanpa kabel). Selanjutnya dari alat penyimpanan besar tersebut, listrik dipancarkan melalui jaringan wire less ke tower-tower yang disebar di berbagai wilayah, yang kemudian diteruskan langsung ke rumah-rumah warga.
Konsep dari rancangan sistem alat ini adalah, merubah energi listrik dari dari pembangkit listrik menjadi gelombang radio yang dikirim ke alat penyimpanan besar. Nah, pada alat penyimpanan ini, sebagian gelombang radio dirubah menjadi listrik dan disimpan. Sementara sebagiannya lagi diteruskan ke tower-tower dalam wujud gelombang radio tadi.
Tower pun berfungsi sebagai penguat sinyal, dan meneruskan gelombang radio itu ke rumah-rumah warga. Barulah ketika sampai di rumah warga, gelombang radio di tangkap oleh alat lagi yang bisa merubah gelombang radio menjadi listrik, sehingga siap digunakan.
keuntungan menggunakan sistem ini adalah, kita bisa lebih menghemat lagi. Mulai dari menghemat ribuan kilo meter kabel, ribuan tiang dan menara listrik, dan alat-alat PLN lainnya yang terpasang pada tiap-tiap tiang yang tertancap. Bukan hanya itu, kita juga bisa lebih menghemat biaya perawatan, dan biaya pembuatan jalur-jalur baru untuk daerah terpencil.
Keuntungan selanjutnya adalah, karena sistem ini menggunakan jaringan tanpa kabel, tentu selain menghemat biaya juga meminimalisir pemutusan sementara aliran listrik akibat hal-hal tertentu. Maksudnya begini, karena tanpa kabel, pasti tidak akan ada lagi masalah pemadaman aliran listrik akibat putusnya kabel PLN yang tertimpa pohon, atau tiang PLN yang roboh ditabrak mobil misalnya. Menguntungkan bukan?
Nah, dengan sistem seperti ini, ketika misalnya salah satu pembangkit listrik lainnya mengalami kerusakan atau sedang dalam perawatan, masih ada pembangkit listrik lainnya yang selalu menyumbangkan daya ke dalam alat penyimpanan besar itu. Malahan jika semua pembangkit listrik dihentikan untuk sementara, Anda tidak perlu khawatir. Sebab dengan cadangan listrik yang disimpan di penyimpanan besar itu, masih bisa digunakan untuk menyuplai listrik ke rumah penduduk secara otomatis.
Untuk warga, keuntungan terbesarnya adalah, mereka akan selalu tersenyum cerah secerah lampu PLN yang selalu hidup. Pasti, PLN yang selalu hidup adalah hal yang selalu didambakan oleh rakyat. Dan dengan sistem ini tentunya hampir tidak ada lagi kata pee..maa..daa..man! Jika demikian, tidak ada lagi teriakan-teriakan Aa..h.. Aduh.. huuh.. dan kata-kata yang lebih buruk dari itu saat mati lampu. (Kecuali kerusakan jaringan PLN akibat bencana alam)
Keuntungan terbesar untuk PLN adalah, bahwa PT. PLN akan semakin besar lagi. Sebab seperti yang saya jelaskan sebelumnya, PLN dapat menghemat biaya yang artinya meminimalisir pengeluaran. Sementara dari pemasukan, tentu akan bertambah lagi. Karena listrik yang selalu "ON" akan bisa dipakai setiap waktu oleh masyarakat, yang artinya apa? Dagangan laris manis! Tapi kalau bisa, kurangin dikit dong harganya he he he..
Keuntungan besar selanjutnya untuk PLN adalah, kita bisa menjual sistem alat ini ke negara-negara tetangga yang membutuhkan. Selain hanya menjual alat, kita juga bisa menjual jasa teknisi, dan juga menjual listrik kesana melalui jaringan tanpa kabel tadi. Wah, ini bagus sekali, sebab negara luar bisa menikmati listrik dengan harga yang lebih murah, sementara PLN bisa menikmati manisnya penghasilan yang lebih besar lagi. Dan metode ini bisa dinamakan "ekspor listrik untuk meningkatkan devisa Negara" :D ;)
PERCAYALAH.. tidak ada yang mustahil jika kita mau berusaha. Ingatlah, bahwa dulu ketika listrik belum ditemukan oleh Michael Faraday dan lampu oleh Thomas Alva Edison, maka seolah mustahil untuk merasakan penerangan di malam hari tanpa api. Dan rasanya mustahil pula untuk membuat alat penerangan seperti lampu pijar dan lampu listrik lainnya. Tapi nyatanya? Sekarang kita telah merasakannya.
Dulu ketika era telepati di jaman mak lampir, maka seolah mustahil bisa menerima berita instan dari jauh tanpa harus bertapa dan menjalankan syarat yang berat. Tapi kini, dengan teknologi masa kini kita bisa mengirim berita lewat angin secara kilat dengan menggunakan hand phone, tanpa harus menyiksa diri. Dan tentunya, dengan biaya yang cukup terjangkau. Malahan, kita bisa melakukan video calling dengan kualitas yang lebih baik dari pada guci ajaib yang dimiliki mak lampir.
Jika saja sumber daya manusia maju, sumber daya alam dimanfaatkan dengan optimal, teknologi digunakan dengan tepat dan "Teknologi masa depan PLN" telah terealisasi, maka saya yakin akan tercapai tujuan besar yaitu Indonesia Rasa lebih ber-energi.
Kesimpulannya jika PLN maju, Negara juga maju. Jika sudah demikian, maka rakyat juga ikut maju. Selain akibat perkembangan ekonomi dari kemajuan Negara, maka rakyat akan maju tanpa adanya halangan perekonomian akibat mati lampu.
Semoga di hari ulang tahun PLN yang ke-69 ini, PLN makin maju serta memberikan pelayanan yang terbaik untuk Negara dan rakyat. Saya ucapkan, selamat ulang tahun PLN yang ke-69 :)
Demikian tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat bagi Anda. Jika ada
kekurangan, mohon dimaafkan. Dan silahkan ditambahkan melalui komentar
jika Anda berkenan. Inilah ideku Untuk PLN! Bagaimana dengan Anda?
Bagikan di sini. Terima kasih..
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba menulis "IdeKU Untuk PLN"
REFERENSI :
- http://victorm3d.wordpress.com/2013/05/08/macam-macam-pembangkit-listrik/
- http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Thomas-Alva-Edison-6
- http://penemu-terkenal.blogspot.com/2013/11/penemu-listrik-michael-faraday.html
- http://www.indosiar.com/fokus/pltd-rusak-palu-dan-donggala-terkena-pemadaman-listrik_53445.html
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba menulis "IdeKU Untuk PLN"
REFERENSI :
- http://victorm3d.wordpress.com/2013/05/08/macam-macam-pembangkit-listrik/
- http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Thomas-Alva-Edison-6
- http://penemu-terkenal.blogspot.com/2013/11/penemu-listrik-michael-faraday.html
- http://www.indosiar.com/fokus/pltd-rusak-palu-dan-donggala-terkena-pemadaman-listrik_53445.html