>

Pentingnya Meningkatkan Fasilitas Kesehatan Dan Dokter Ahli Di Daerah Perdesaan

Hari selasa, 3 Juni 2014, seperti biasa ada tugas untuk saya mengantar istri ke posyandu terdekat setiap bulannya. Setelah sampai di tempat, saya pun meninggalkan istri saya dan langsung pulang untuk bekerja di pekarangan. Maklum, proses antrian pemeriksaan ibu hamil memakan waktu sampai berjam-jam. Jadi lebih baik saya manfaatkan waktu luang itu untuk bekerja.

Saat tengah istirahat, ada telfon masuk di hp saya. Setelah saya cek, ternyata nomor baru yang belum pernah saya simpan sebelumnya. Meskipun begitu, saya pun langsung mengangkatnya.

Saya : "Halo.. Assalamu'alaikum,

Si penelepon menjawab : "Waalaikum salam... mas, saya Diana..!! Mas disuruh kesini sama Ibu bidan, katanya ada yang mau dibicarakan"

Waduh, setelah telfon saya tutup, saya pun langsung bergegas ke posyandu desaku, dengan perasaan penuh tanya akibat sesuatu yang jarang terjadi, yaitu dipanggil oleh bidan. Dan setelah sampai di posyandu, Diana Istriku sudah didepan dan menyambut saya dengan ucapan "Mas, kata Ibu Sirah (Bidan desa) tidak ada detak jantung janinnya kita".

Astagfirullah hal Adzim, saya langsung gugup, namun mencoba bersikap tenang. Saya pun tidak sabar lagi ingin mendengar berita ini dari buk bidan secara langsung. Nah, setelah buk bidan selesai memeriksa Ibu hamil lainnya, maka saya pun dipersilahkan masuk.

"Silahkan duduk pak.." Kata ibu bidan kepada saya, dengan raut muka yang membuat saya semakin penasaran.

Saya pun duduk, dengan perasaan cemas menanti berita dari buk bidan yang mungkin akan menjadi berita buruk bagi saya, juga keluarga saya. Dan setelah saya duduk, buk bidan pun mulai berkata..

"Jadi begini pak, setelah saya periksa, ternyata janin di perut Ibu tidak ada detak jantungnya. Dan nampaknya janin sudah tidak bergerak-gerak di dalam perut. Setelah saya tanya, istri bapak bilang katanya sejak tadi malam sudah tidak ada gerakan di perutnya. Jadi, saya menyarankan agar Ibu segera dibawa ke tempat prakteknya Dokter Karim di Parigi (kota kabupaten) untuk diperiksa.

Ya Allah, akhirnya saya tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan cemasku setelah mendengar berita buruk ini. Dengan perasaan gugup, saya mencoba bertanya sedetail mungkin tentang Dokter Karim yang di maksud, dari alamat rumah sampai kapan saya harus kesana.

Buk bidan pun menjelaskan secara rinci tentang dokter itu. Ternyata beliau adalah spesialis kandungan, yang bekerja di RSUD Anuntaloko di Kota Parigi. Beliau pun memiliki rumah sakit khusus bersalin, dan melakukan praktek di rumahnya setelah pulang dinas sekitar jam 16:30 sore.

Tak lupa, Ibu Sirah bidan itu menyuruh saya segera membawa istri saya siang atau sore ini. Kemudian tak panjang lebar lagi, saya pun bergegas membawa istriku pulang ke rumah untuk mendiskusikan masalah ini dengan orang tua saya.

Ada beberapa hal yang membuat saya harus berpikir-pikir untuk segera membawa istri saya. Yang pertama adalah masalah kendaraan. Sebab di rumah hanya ada 2 unit motor milik orang tua, yang kondisinya tidak memungkinkan untuk digunakan pada jarak yang cukup jauh, yaitu sekitar 60 kilo meter dari kampung saya.

Meskipun bisa meminjam motor tetangga, sepertinya kondisinya tidak memungkinkan untuk membawa istri saya dalam keadaan seperti itu. Apa lagi, jarak yang ditempuh bisa membutuhkan waktu 40 menit sampai 1 jam lebih lamanya.

Yang kedua adalah masalah biaya. Jujur, saat itu saya adalah pengangguran yang tidak memiliki uang untuk berobat setelah saya berhenti bekerja dari Kota. Bahkan untuk membayar kartu JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) khusus milik istri saya pun, saya tidak mampu dan terpakasa menunggak selama 4 bulan. Itu artinya, kartu sehat istriku dan milik saya telah dinonaktifkan.

Akhirnya di tengah kebuntuanku yang sangat pusing hari itu, orang tua saya mencoba untuk mendinginkan saya. Ayah saya, meminta tolong kepada tetangga yang punya mobil untuk mengantarkan istriku ke Dokter yang dimaksud. Tapi apa? karena sibuk si pemilik mobil berkata kalau sore baru bisa. Akhirnya ayah saya pun mengiyakannya.

Alhamdulillah, akhirnya kami dijemput juga oleh Pak Miswan, tetangga pemilik mobil itu. Di tengah perjalanan, kecemasanku memuncak memikirkan nasib istriku, yang bisa-bisa dioperasi akibat masalah ini. Tentunya, calon anakku juga turut saya pikirkan apakah benar-benar tidak ada atau masih bisa diselamatkan.

Kekhawatiran saya, bukan tanpa alasan. Sebab kegagalan sebelumnya, tentang anak pertama saya yang meninggal gara-gara kelainan jantung di usia 3.5 bulan, membuat trauma itu datang kembali. Namun demikian, saya berharap semua itu tidak terjadi lagi pada janin yang ada di perut istri saya.

Setelah kurang lebih satu jam, akhirnya saya meminta Pak Miswan untuk berhenti di RS Anuntaloko. Saya berharap, agar istri saya bisa diperiksa di RS, dan berharap bisa diselesaikan di Rumah sakit tersebut. Itu semua saya lakukan, karena saya ingin menghemat biaya yang tentunya jauh lebih murah berobat di Rumah sakit dari pada di tempat praktek para dokter.

Namun setelah saya bertanya kepada suster di rumah sakit itu, suster bilang tidak bisa melakukan USG (Ultra SonoGrafi) untuk melihat kondisi janin di perut, sebab dokternya sudah pulang. Suster itu menyarankan agar saya kembali besok, atau di rawat saja. Wah, padahal ini di UGD. Kalau menunggu lama sampai istri saya kenapa-kenapa? itu yang saya pikirkan.

Akhirnya, Pak Miswan kembali saya ajak ke Dokter Karim, Dokter spesialis kandungan yang sejak awal ingin kami temui. Nah, setelah beberapa menit, kami pun sampai di rumah beliau. Namun kami harus menunggu terlebih dahulu. Tak lama kemudian, Dokter mempersilahkan saya dan istriku masuk ke ruangannya.

Dag dig dug jantungku, berharap calon anakku baik-baik saja. Dokter pun mulai melumuri perut istriku dengan krim. Dan setelah itu dengan lihai Dokter menyoroti jantung si janin, dan dengan santai Dokter berkata "gak masalah tuh.."

Wah, Alhamdulillah, dengan perasaan kurang yakin, saya pun ditunjukkan jantung si janin di monitor yang berdetak dengan normal. Ya Allah, langsung plong rasanya, akhirnya istriku selamat, dan janinnya pun selamat. Akhirnya, tidak perlu keluar uang lagi untuk biaya operasi, kecuali biaya pemeriksaan USG, vitamin, snack dan pembelian bensin 100 ribu yang kesemuanya 400 ribu rupiah. Dan itu pun, orang tua saya yang tanggung.

Senin, 6 Oktober 2014, akhirnya buah hatiku mulai menampakkan tanda-tanda akan kelahirannya. Sebagai suami siaga, saya pun bergegas membawa istriku untuk pergi ke puskesmas terdekat yang berada di Desa Sausu, ibu kota Kecamatan Sausu, yang kebetulan berdampingan dengan kampungku, yaitu Desa Torono.

Puskesmas Sausu

Sesampai di puskesmas, Istri saya diperiksa oleh bidan dan beliau mengatakan bahwa ini masih pembukaan sekian-sekian, yang jika dilogikakan bisa sampai siang atau sore baru melahirkan. Nah, karena masih pagi, saya ajak istriku untuk jalan-jalan agar mempercepat proses melahirkan.

Bahkan istri saya malah sempat bergelantungan di tempat parkir agar cepat merasakan sakit. Namun, ternyata itu tidak banyak membantu. Perkiraan bidan pun meleset. Seperti saat melahirkan pertama, anak kedua ini pun membuat istriku terlalu lama merasakan sakit. Dan dengan begitu, akhirnya kami terpaksa menginap.

Malam itu, sekitar jam 1 tengah malam, saya dan keluarga terbangun akibat mendengar suara orang beramai-ramai datang di ruang UGD, yang tepat di samping kiri ruang bersalin tempat kami menginap. Cek percek, ternyata ada pasien yang menderita muntah-muntah berat, yang bahkan tidak bisa ditangani di puskesmas sausu dan terpaksa harus dirujuk saat itu juga ke rumah sakit pusat Kab. Parigi, yaitu RS Anuntaloko yang sebelumnya pernah saya sebut.

Tidak lama setelah itu, terdengar kabar bahwa pemuda yang juga mengalami sesak nafas itu pun meninggal dunia di tengah perjalanan. Duh, kasihan rasanya mendengar berita tersebut, apa lagi kan sempat di bawa ke puskesmas ini.

Selasa, 7 Oktober 2014 jam 08:15 pagi, Alhamdulillah jabang bayi yang ditunggu-tunggu, akhirnya untuk pertama kalinya menangis di dunia. Setelah melalui perjuangan sulit yang cukup panjang, istriku pun berhasil melahirkan arjuna kecilku dengan selamat serta dengan kondisi normal.

Beberapa bidan tengah sibuk mengurus si bayi, sebagian mengurus istiku, sebagian lagi akan menyalakan alat oksigen yang sebelumnya telah dipersiapkan di dekat ranjang. Namun ketika alat dihidupkan, ternyata mati lampu sehingga pemberian oksigen terhadap bayi dan istri saya dibatalkan.

Istri dan Anakku setelah Sama-sama berjuang

Alhamdulillah, meskipun begitu saya tetap bersyukur. Berkat kesigapan, kebaikan dan bantuan dari bidan dengan semaksimal mungkin, istri dan anakku selamat tanpa ada yang kurang sedikit pun.

Muh. Rikwan Anakku :)
Namun, bukan berarti saya tidak memiliki unek-unek tentang kesehatan di daerah tertinggal. Memang, kampungku bukan merupakan daerah yang amat tertinggal. Tapi setidaknya penduduk Desa juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas layak dan dokter ahli seperti di Kota-kota besar.

Dari cerita pengalaman saya di atas, ada banyak sekali yang perlu saya koreksi tentang fasilitas kesehatan dan termasuk dokter ahli yang perlu diadakan di daerah perdesaan. Dan semua tentang unek-unek ini, bisa Anda baca di bawah ini.

1. Perlunya meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Desa-desa, minimal di puskesmas Desa

Seperti kita ketahui, bahwa fasilitas kesehatan termasuk alat-alat kesehatan yang digunakan untuk memeriksa pasien itu sangat diperlukan bagi masyarakat perdesaan. Dengan fasilitas kesehatan yang memadai, Insya Allah tidak akan ada lagi kesalahan periksa seperti kasus yang terjadi pada perut istri saya, yang ternyata akibat alat yang mulai bermasalah.

Contoh Alat USG yang Seharusnya diadakan di Puskesmas Desa
Sumber gambar : www.bunda.co.id
Dengan adanya fasilitas kesehatan yang memadai, tentu selain menghindari kesalahan periksa, juga dapat menghemat biaya berobat atau periksa kesehatan bagi penduduk desa. Sebagai contoh: ada ibu hamil yang ingin memeriksakan letak janin di dalam perutnya dengan alat USG. Nah, karena di desa bahkan di puskesmas kecamatan tidak ada alat tersebut, terpaksa si ibu hamil harus jauh-jauh ke Rumah sakit di Kota yang tentunya membutuhkan biaya lebih banyak.

Jika bermotor, tentunya biaya bensin lebih banyak. Jika naik angkutan umum, tentu biaya pembayaran lebih tinggi jika dibandingkan hanya pergi ke puskesmas terdekat. Belum lagi uang makan dan keperluan selama perjalanan. Padahal kan hanya ingin memeriksakan hal sepele.

Ada banyak sekali orang-orang di kampung yang belum memiliki kendaraan sendiri termasuk saya. Apa lagi ditambah banyak juga penduduk kampung yang sudah tua, tidak memiliki keluarga, dan keadaan ekonominya pun memprihatinkan. Jadi, kami pasti kesulitan untuk ke rumah sakit besar, yang letaknya jauh dari tempat tinggal kami.

Oleh karena itulah, seharusnya pemerintah memperhatikan ini untuk memberikan fasilitas kesehatan yang merata hingga ke desa-desa terpencil. Kan kami sama seperti penduduk Kota, yang juga butuh diperhatikan.

2. Perlunya menyediakan Dokter spesialis di puskesmas-puskesmas yang ada di perdesaan

Ilustrasi Dokter Spesialis Anak Sumber Gambar : www.harianterbit.com


Hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah lagi adalah menyediakan dokter ahli di puskesmas-puskesmas yang ada di daerah perdesaan. Dengan adanya dokter ahli, spesialis ini, spesialis itu, maka masyarakat desa tidak perlu lagi jauh-jauh ke Kota saat ingin memeriksakan penyakit yang cukup serius.

Selain itu, dengan adanya dokter ahli beserta fasilitas/alat kesehatan yang memadai, saya yakin bisa meminimalisir kasus kematian pasien di perjalanan seperti kejadian pada malam itu, yang sebelumnya sering terjadi kasus seperti itu.

Memang, kita harus percaya bahwa Tuhanlah pemilik segala kehendak. Tuhanlah pemilik hidup dan mati seseorang. Jika Tuhan berkehendak mencabut nyawa seseorang di dalam perjalanan, maka itu bisa saja terjadi. Namun, jika kita percaya bahwa Tuhan pemilik segala kehendak, maka kita juga harus yakin bahwa Tuhan juga bisa saja merubah takdir bagi manusia yang masih berusaha.

Nah, oleh karena itulah, Dokter spesialis harus diadakan di desa-desa. Itu juga agar masyarakat yang tinggal di desa, serba diberi kemudahan dengan adanya dokter tersebut. Sebab saya yakin, gabungan antara Dokter ahli dan senjatanya yang memadai, akan menghasilkan sesuatu yang ajaib untuk menyehatkan masyarakat kampung.

3. Pentingnya mengadakan Dokter keliling ke rumah warga kurang mampu

Untuk memenuhi tuntutan masyarakat kurang mampu, apa lagi bagi yang belum memiliki kendaraan sendiri, maka saya meminta kepada pemerintah untuk mengadakan Dokter keliling khusus bagi masyarakat kurang mampu yang belum memiliki kendaraan tersebut. Malahan jika bisa dilakukan juga bagi masyarakat dengan berbagai kalangan, itu lebih bagus lagi.

Mungkin selama ini ada program yang namanya puskesmas keliling. Tapi, tetap saja masyarakatlah yang harus mendatangi puskesmas keliling tersebut. Itupun sekarang sudah tidak ada lagi di kampung saya.

Nah, dokter keliling ini, adalah Dokter yang bertugas untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang diberikan jatah, dalam sebulan sekali misalnya. Tentunya, jatah ini diberikan dengan biaya yang cukup terjangkau bagi mereka yang berkelas menengah ke bawah.

Meskipun tidak ada yang sakit, namun Dokter akan mengontrol keadaan kesehatan masyarakat agar mereka selalu sehat. Paling tidak, setiap sebulan sekali dokter bisa memberikan wejangan dan arahan tentang kesehatan. Misalnya tentang pola makan yang baik, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat kurang mampu akan sangat terbantu dengan adanya program ini.

4. Perlunya mengadakan program temu dokter di Desa-desa

Minimnya pengetahuan tentang kesehatan bagi masyarakat Desa, minimnya minat baca mereka, serta minimnya pengetahuan tentang internet, membuat penduduk desa semakin tidak tau banyak tentang seluk-beluk kesehatan yang harus diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga, jangan heran jika kini, sangat banyak sekali warga kampung yang mengalami sakit yang macam-macam, mulai sakit kronis bahkan komplikasi. Nah, oleh sebab itu, perlu diadakan sebuah acara temu Dokter sebulan sekali di sebuah Desa, untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang kesehatan.

Hal ini sangat penting, sebab dengan adanya nasehat dari Dokter, diharapkan masyarakat akan menjadi lebih banyak lagi mengetahui tentang menjaga kesehatan tubuh agar tetap sehat. Nilai plusnya, masyarakat akan lebih percaya lagi karena Dokterlah yang bicara secara langsung.

Dalam acara ini juga diadakan sesion tanya jawab, guna memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bertanya tentang permasalahan kesehatan yang ada di kehidupan sehari-hari mereka. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan semakin cerdas mengetahui banyak ilmu tentang menjaga tubuh tetap sehat dan menghindari hal-hal yang dapat memancing timbulnya penyakit di dalam tubuh.

5. Perlunya membuat sistem patroli kesehatan

Patroli kesehatan yang saya maksud adalah semacam puskesmas keliling. Hanya saja, sistem dirubah jadi semacam patroli di kepolisian. Petugas harus lebih sigap, berkeliling di kampung-kampung dan merazia semua penghuni kampung yang terindikasi adanya penyakit.

Sumber Gambar mydreamnstory.wordpress.com
Contoh: Misalnya di jalan petugas menemukan ada seorang anak yang kurus dan memiliki perut buncit. Maka petugas patroli harus berhenti dan mencari orang tuanya untuk meminta izin memeriksa si anak, dan mengobatinya jika sakit. Dan tentunya, setelah itu petugas juga wajib mengingatkan kepada orang tuanya, untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya dengan cara-cara yang juga turut diajarkan di tempat.

Di tengah ketidak tahuan masyarakat, yang juga disertai keacuhanya terhadap penyakit, maka saya rasa sistem ini sangat perlu diterapkan untuk mencegah banyaknya penyakit yang semakin hari semakin meluas di tengah-tengah masyarakat, baik penyakit biasa atau pun penyakit menular.

Patroli kesehatan ini juga menerima panggilan dari masyarakat yang dengan segera membutuhkan bantuan medis, atau ambulance untuk membawa mereka ke rumah sakit. Dalam hal ini, berarti jumlah ambulance juga harus ditingkatkan minimal satu ambulance untuk satu desa.

Semakin banyak ambulance, pasti semakin bagus. Itu artinya akan ada banyak nyawa yang akan tertolong, karena sudah tersedia ambulance desa untuk membawa orang sakit dengan segera ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Dengan demikian, Indonesia lebih sehat, pasti akan terwujud dalam waktu dekat.

Sumber Gambar : www.kompetisiindonesia.com

Di hari jambore perdesaan sehat 2014 ini, inilah suara orang Desa yang berharap ada yang mendengarnya, dan merealisasikan suara ini jika memang ada kebaikannya. Demikian tulisan saya tentang pentingnya meningkatkan fasilitas kesehatan dan Dokter ahli di wilayah perdesaan, semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih..

Referensi gambar :

-mydreamnstory.wordpress.com
- www.kompetisiindonesia.com
-www.bunda.co.id 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Pentingnya Meningkatkan Fasilitas Kesehatan Dan Dokter Ahli Di Daerah Perdesaan"

  1. Cerita nya real banget ya mas su bener-bener cerita pribadi. Betul sekali dokter ahli di pedesaan serta fasilitas penunang di pedesaan harus bagus. Biar orang di desa tidak perlu ke kota. yang akibatnya rumah sakit di kota penuh sesak. Semoga anaknya sehat selalu ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mas dhan... saya ingin menyuarakan alias mewakili masyarakat desa untuk meminta pemerintah atau dinas-dinas kesehatan, melalui tulisan ini.. mudah-mudahan dikabulkan keinginan orang kecil ini :) makasih ya dah mampir :D

      Delete