Mungkin itu hanya sepenggal keluh kesah dari rakyat jelata yang merasakan efek dari harga beras yang kian naik. Bagi orang kaya, ya mereka santai saja. Sebab berapa pun harga beras, mereka akan tetap bisa membelinya. Dan tentu, mereka bisa saja makan dengan sekenyang-kenyangnya.
Tapi, bagaimana nasib masyarakat yang kurang mampu? Duh kasihan nasib kami ini. Bahkan untuk membeli beras saja harus banting tulang dari pagi sampai malam. Dan itupun keringat kami masih tetap sama saja harganya. Bahkan dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok, berarti harga keringat kami semakin turun nilainya.
Di kota Palu, harga beras satu liter mencapai 9000 rupiah. Padahal, Palu adalah ibukota propinsi sulawesi tengah yang terkenal akan hasil berasnya yang cukup banyak. Kok harga bisa juga naik? Sebenarnya di mana letak kesalahannya? Apakah tidak ada solusi untuk ini? Saya sendiri juga bingung bin galau.
Jika sekarang saja harga 9000 rupiah per liter, berarti dua tahun lagi 9000 rupiah hanya bisa untuk membeli beras setengah liter. Itu jika harga beras tidak segera dikontrol, sehingga harganya pun semakin naik terus setiap tahunnya.
Kalau begini terus siapa sih yang susah? Ya jelas rakyat. Memang sih petani juga diuntungkan dengan kenaikan harga beras ini. Tapi, itu tidak seberapa. Sebab harga-harga pupuk pun juga semakin mahal, harga pestisida pun juga terus naik. Jadi apa gunanya harga beras mahal?
Hidup rakyat sudah susah... tolong bagi pemerintah jangan ditambah lagi kesusahan rakyat. Perhatikanlah kami ini yang juga butuh hidup dengan senang. Jika pemerintah tidak bisa menurunkan harga-harga kebutuhan pokok, paling tidak tolong jangan membuatnya menjadi naik terus menerus..
Kan kasihan rakyat jelata yang maunya cuman makan kenyang, sekarang harus sering menahan lapar akibat beban kebutuhan yang semakin meningkat. Apakah pemerintah tega melihat rakyatnya sengsara? Jika tidak tolong dengar suara kami.
Mungkin hanya itu keluhan saya..