Sebelumnya saya sebagai admin cara cere ingin mengucapkan selamat berpuasa 1436 H 2015 ini. Dan saya mohon maaf kalau sekiranya selama ini saya berbuat banyak kesalahan kepada Anda, dan saya pun belum meminta maaf dengan setulus hati. Hari ini adalah saat yang tepat untuk meminta maaf. Karena mumpung ingat, dan mumpung nyawa ini belum diambil oleh pemilikNya.
Sumber gambar: Lensaindonesia.com |
Bicara soal bulan romadhon, pasti semua tahu lah ya, kalau bulan romadhon itu adalah bulannya orang-orang yang berpuasa. Dan pada bulan terindah ini, kita diwajibkan untuk menahan diri dari apa yang membatalkannya dari terbitnya matahari, sampai matahari terbenam. Menahan diri di sini termasuk menahan makan dan minum yang tentunya itu adalah hal utama yang harus kita hindari.
Saat berpuasa, kita tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sedikitpun. Dan jika larangan itu dilanggar, maka batallah puasa kita. Itu artinya, puasa kita hari itu tidak diterima dan kita diwajibkan untuk menggantinya di hari yang lain.
Memang sih, menahan makan dan minum di siang hari itu cukup sulit. Tapi nyatanya bagi orang-orang yang beriman, yang mengharapkan balasan setimpal akan perjuangan itu, mereka pasti bisa melaluinya dengan baik. Dan pasti janji Allah akan ditepati untuk memuliakan orang-orang yang berpuasa dengan iklas kelak.
Tapi sahabatku, saya terkadang sedih. Ternyata tidak semua orang yang berpuasa di siang hari benar-benar diterima puasanya. Mengapa demikian? Banyak hal yang membuatnya seperti itu. Salah satunya adalah, orang yang berpuasa hanya karena ikut-ikutan dan tidak mengharap rahmat Allah. Bisa jadi berpuasa karena malu, karena terpaksa, sebab lingkungan kerjanya atau lingkungan tempat tinggalnya semua berpuasa.
Sahabat, makan dan minum secara berlebih-lebihan saat romadhon ternyata juga tidak baik. Selain makan dan minum berlebihan itu dilarang di dalam islam, tentu makan dan minum yang berlebihan itu juga menghilangkan karakteristik dari arti puasa itu sendiri.
Sebenarnya puasa itu untuk menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya di siang hari. Tapi, menahan diri di sini juga mengandung makna bahwa kita tidak boleh berlebih-lebihan saat makan dan minum meskipun kita berada pada malam hari saat kita tidak berpuasa.
Tapi yang terjadi di negara kita ini kan justru sebaliknya. Kayaknya puasa ini bukan untuk menahan makan, tapi untuk banyak makan. Cobalah tengok diri kita sendiri. Memang siang harinya kita menahan makan. Tapi, malam harinya bagaimana? Seolah kita membalas dendam kepada rasa lapar, dengan cara mengisi perut kita sekenyang-kenyangnya.
Bukti bahwa selama bulan romadhon itu bulan makan adalah, konsumsi masyarakat akan makanan justru meningkat di bulan itu. Lho ini kan lucu, kalau dilogikakan seharusnya kita kan makan hanya dua kali saja selama bulan romadhon. Yaitu saat makan sahur, dan saat berbuka puasa. Tapi mengapa kok kebutuhan dapur semakin meningkat?
Lihatlah makanan yang tersaji di meja makan rumah kita. Apa sama dengan di luar bulan romadhon? Tentu tidak bukan? Bahkan apa yang kita hidangkan dua kali lebih banyak dan dua kali lebih enak dibanding hari biasanya. Kok bisa? Apa untuk mengisi perut yang katanya dikosongkan dulu selama bulan suci tersebut? Bisa jadi iya.
Masih tidak percaya kalau bulan puasa di negeri kita ternyata bulan makan? Bukti selanjutnya adalah banyaknya penjual dadakan di pinggir jalan yang menjual berbagai lauk pauk dan makanan yang katanya makanan khas romadhon. Nyatanya, semua penjual selalu dikerumuni oleh banyaknya pembeli yang siap menghabiskan makanan dan kue-kue tersebut. Ini artinya apa? PRILAKU KONSUMTIF KITA SOAL MAKANAN MENINGKAT.
Bahkan sobat, bukan hanya penjual kecil-kecilan di pinggir jalan saja yang bermunculan. Tapi pasar romadhon pun bermunculan di mana-mana. Dan tentu, yang dijual adalah makanan dan minuman. Dan tentu lagi, semua tempat-tempat tersebut selalu sesak oleh pengunjung yang benar-benar ingin membeli. Bukan hanya untuk bertanya.
Apakah arti semua itu? Artinya adalah, kita siap menutup puasa kita dengan banyak makanan, dan makanan-makanan tersebut adalah makanan yang enak-enak. Apakah begitu ajaran Islam? Saya rasa tidak. Sebab Nabi Muhammad sendiri saat berbuka biasanya menggunakan kurma basah, kemudian sholat. Kalau tidak ada kurma basah, menggunakan kurma kering. Dan kalau tidak ada kurma kering maka Nabi Muhammad berbuka dengan beberapa teguk air putih.
Apakah sama seperti umatnya masa kini? Sungguh jauh. Kita tidak mencontoh Nabi lagi. Tapi Kita hanya mencontoh budaya salah yang semakin hari semakin menjamur. Termasuk budaya bermewah-mewahan saat berbuka dan makan sahur. Kita juga mengikuti budaya mengisi perut sekenyang-kenyangnya. Kita tidak iklas berbuka kalau hanya menggunakan air saja. Yang jelas, harus ada minuman es, lauk pauk yang enak, dan tidak lupa ta'jil kue-kue lezat sebagai makanan penutup.
Kalau seperti itu, selain kita berlebih-lebihan kita juga menjadi umat yang boros. Ingat, Akhi dan Ukhti, puasa itu mengajarkan kita untuk hidup lebih hemat. Tapi faktanya, coba hitung pengeluaran kita selama bulan romadhon. Pasti meningkat. Dan itu, kebanyakan untuk membeli sesuatu yang berbau makanan.
Jujur, saya sendiri juga terjebak dalam kesalah-kaprahan ini. Demi Allah saya merasa bahwa saya menjalani gaya puasa yang salah. Saya menulis ini bukan untuk mengajarkan atau menggurui sahabat semuanya. Tapi saya hanya ingin mengajak sahabat-sahabatku, untuk kembali membudayakan puasa ala nabi, yang biasa saja, sederhana dan tidak neko-neko.
Sahabat, berlebih-lebihan itu adalah larangan agama Islam. Yuk, mari hindari berlebih-lebihan saat berpuasa atau saat diluar puasa. Itu semua agar apa? Ya Agar Allah semakin sayang kepada kaum muslimin. Agar Allah mau menolong kaum muslimin yang semakin hari semakin terpuruk dan salah arah.
Mari niatkan dalam diri kita untuk berubah. Meskipun tidak berubah sekaligus, paling tidak kita bisa merubahnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya kita kembali kepada kebaikan, dan kembali kepada kejayaan Islam.
Assalamualaikum.. warohmatullahi wabaro katu.. Salam, Admin caracere,, :')
Sahabat, makan dan minum secara berlebih-lebihan saat romadhon ternyata juga tidak baik. Selain makan dan minum berlebihan itu dilarang di dalam islam, tentu makan dan minum yang berlebihan itu juga menghilangkan karakteristik dari arti puasa itu sendiri.
Sebenarnya puasa itu untuk menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya di siang hari. Tapi, menahan diri di sini juga mengandung makna bahwa kita tidak boleh berlebih-lebihan saat makan dan minum meskipun kita berada pada malam hari saat kita tidak berpuasa.
Tapi yang terjadi di negara kita ini kan justru sebaliknya. Kayaknya puasa ini bukan untuk menahan makan, tapi untuk banyak makan. Cobalah tengok diri kita sendiri. Memang siang harinya kita menahan makan. Tapi, malam harinya bagaimana? Seolah kita membalas dendam kepada rasa lapar, dengan cara mengisi perut kita sekenyang-kenyangnya.
Bukti bahwa selama bulan romadhon itu bulan makan adalah, konsumsi masyarakat akan makanan justru meningkat di bulan itu. Lho ini kan lucu, kalau dilogikakan seharusnya kita kan makan hanya dua kali saja selama bulan romadhon. Yaitu saat makan sahur, dan saat berbuka puasa. Tapi mengapa kok kebutuhan dapur semakin meningkat?
Lihatlah makanan yang tersaji di meja makan rumah kita. Apa sama dengan di luar bulan romadhon? Tentu tidak bukan? Bahkan apa yang kita hidangkan dua kali lebih banyak dan dua kali lebih enak dibanding hari biasanya. Kok bisa? Apa untuk mengisi perut yang katanya dikosongkan dulu selama bulan suci tersebut? Bisa jadi iya.
Masih tidak percaya kalau bulan puasa di negeri kita ternyata bulan makan? Bukti selanjutnya adalah banyaknya penjual dadakan di pinggir jalan yang menjual berbagai lauk pauk dan makanan yang katanya makanan khas romadhon. Nyatanya, semua penjual selalu dikerumuni oleh banyaknya pembeli yang siap menghabiskan makanan dan kue-kue tersebut. Ini artinya apa? PRILAKU KONSUMTIF KITA SOAL MAKANAN MENINGKAT.
Bahkan sobat, bukan hanya penjual kecil-kecilan di pinggir jalan saja yang bermunculan. Tapi pasar romadhon pun bermunculan di mana-mana. Dan tentu, yang dijual adalah makanan dan minuman. Dan tentu lagi, semua tempat-tempat tersebut selalu sesak oleh pengunjung yang benar-benar ingin membeli. Bukan hanya untuk bertanya.
Apakah arti semua itu? Artinya adalah, kita siap menutup puasa kita dengan banyak makanan, dan makanan-makanan tersebut adalah makanan yang enak-enak. Apakah begitu ajaran Islam? Saya rasa tidak. Sebab Nabi Muhammad sendiri saat berbuka biasanya menggunakan kurma basah, kemudian sholat. Kalau tidak ada kurma basah, menggunakan kurma kering. Dan kalau tidak ada kurma kering maka Nabi Muhammad berbuka dengan beberapa teguk air putih.
Apakah sama seperti umatnya masa kini? Sungguh jauh. Kita tidak mencontoh Nabi lagi. Tapi Kita hanya mencontoh budaya salah yang semakin hari semakin menjamur. Termasuk budaya bermewah-mewahan saat berbuka dan makan sahur. Kita juga mengikuti budaya mengisi perut sekenyang-kenyangnya. Kita tidak iklas berbuka kalau hanya menggunakan air saja. Yang jelas, harus ada minuman es, lauk pauk yang enak, dan tidak lupa ta'jil kue-kue lezat sebagai makanan penutup.
Kalau seperti itu, selain kita berlebih-lebihan kita juga menjadi umat yang boros. Ingat, Akhi dan Ukhti, puasa itu mengajarkan kita untuk hidup lebih hemat. Tapi faktanya, coba hitung pengeluaran kita selama bulan romadhon. Pasti meningkat. Dan itu, kebanyakan untuk membeli sesuatu yang berbau makanan.
Jujur, saya sendiri juga terjebak dalam kesalah-kaprahan ini. Demi Allah saya merasa bahwa saya menjalani gaya puasa yang salah. Saya menulis ini bukan untuk mengajarkan atau menggurui sahabat semuanya. Tapi saya hanya ingin mengajak sahabat-sahabatku, untuk kembali membudayakan puasa ala nabi, yang biasa saja, sederhana dan tidak neko-neko.
Sahabat, berlebih-lebihan itu adalah larangan agama Islam. Yuk, mari hindari berlebih-lebihan saat berpuasa atau saat diluar puasa. Itu semua agar apa? Ya Agar Allah semakin sayang kepada kaum muslimin. Agar Allah mau menolong kaum muslimin yang semakin hari semakin terpuruk dan salah arah.
Mari niatkan dalam diri kita untuk berubah. Meskipun tidak berubah sekaligus, paling tidak kita bisa merubahnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya kita kembali kepada kebaikan, dan kembali kepada kejayaan Islam.
Assalamualaikum.. warohmatullahi wabaro katu.. Salam, Admin caracere,, :')