Mengingat kenangan masa lalu adalah hal yang cukup mengasikkan. Kadang kita bisa tertawa, tersenyum dan sedikit ada rasa malu juga. Karena masa lalu adalah tempatnya senang, canda, tawa dan juga hal-hal yang memalukan termasuk juga kesedihan.
Bicara soal masa lalu, pikiran saya ingin mengajak Anda untuk mendengarkan cuplikan kisah masa lalu saya. Sebenarnya ini tidak terlalu penting saya ceritakan di sini. Karena kalau dipikir-pikir, masa lalu ya biarlah berlalu.
Namun, tidak ada salahnya sedikit mengenang masa lalu. Karena dari masa-masa itulah kita banyak belajar tentang arti sebuah kehidupan.
Apa yang akan saya ceritakan tentang masa lalu saya? Yaitu, cerita pertamaku mencintai seseorang. Seseorang di sini bukan keluarga atau saudara. Tapi seseorang yang menjadi lawan jenis, yang saya sempat naksirlah istilahnya.
Jujur saja kalau bicara saya naksir seseorang, sebenarnya sudah terjadi saat saya duduk di bangku TK lo sobatku he he..Parah kan? Entah mengapa, sejak kelas TK alias taman kanak-kanak itulah, saya sudah mengetahui anak yang cantik dan tidak.
Dan orang yang paling saya cintai adalah si dia. Dia adalah orang yang pendiam, murah senyum, hitam manis, pokoknya kalau saya melihat dia, bikin cintaku semakin berkobar-kobar.
Kalau melihat si dia bermain, saya naksir berat rasanya. Ya, si dia yang tidak perlu saya sebut namanya adalah seseorang yang berhasil mencuri hatiku untuk pertama kalinya. Hingga tak sadar kalau saya masih terlalu belia untuk merasakan yang namanya C I N T A.
Tapi naksir ini sebatas dalam hati saja. Karena setelah itu saya juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Namanya juga anak TK, belum tahu soal pacaran-pacaran segala.
Tapi anehnya, meskipun belum tahu soal pacaran, kami sudah tahu main menikah-menikahan. Saya masih ingat betul waktu itu dia menjadi seorang putri-putrian gitu, kemudian ada temanku cowok yang menjadi rajanya. Baru kali ini saya harus mengungkap unek-unekku selama ini, bahwa saya tidak setuju dengan cowok itu. Menurut saya, saya lah yang pantas bersanding dengan si dia ha ha ha... #egois
Bukan karena saya merasa ganteng atau apa ya, tapi lebih kepada siapa yang paling mencintai si putri, dialah yang pantas bersanding dengannya. Benar, saat itu saya sangat menginginkan peran menjadi raja-rajaan. Malahan kalau waktu boleh diputar, saya ingin sekali menawarkan diri untuk duduk menjadi rajanya, dan bersanding dengan tuan putri idamanku.
Entah apa yang merasuki pikiranku waktu itu. Kok bisa sebelia itu sudah mikir yang namanya cinta. Padahal, waktu saya TK belum ada tontonan sinetron tentang cerita cinta segala. Lha wong Tv saja masih hitam putih kok. Itu pun yang punya sekampung mungkin hanya beberapa orang saja. Namun mengapa kok saya sudah mengerti mencintai seseorang? Padahal tidak ada juga kok yang mengajarkannya.
Mungkin cerita ini terdengar gila ya. Kok bisa anak yang ngelap ingus saja belum bersih sudah tahu mencintai cewek segala. Bahkan anak yang saya cintai bisa jadi juga sama-sama masih suka ngompol ha ha ha.. #sambil geleng-geleng..
Tapi itulah cinta, kalau Tuhan telah memasukkan cinta di dalam dada, ya mau tidak mau kita harus menerimanya dengan lapang dada.
Pada akhirnya, cinta yang saya rasakan waktu itu hanya terpendam di dalam kuburan hatiku saja. Bahkan sampai saya menginjakkan kaki di bangku SD, sebenarnya cinta kepadanya masih ada. Namun saya tetap tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadap perasaan ini. Yah, endingnya saya pun bisa melupakan dia setelah kami bersekolah di tempat yang berbeda saat duduk di bangku MTS/SMP. Itu adalah ending yang sangat mengenaskan kalau seandainya ini adalah cerita film -_-
Sobat, memang sampai saat ini saya masih bingung mengapa kisah pertamaku mencintai seseorang bisa terjadi sedini mungkin. Tapi ya itu fakta lo, bukan cerita pendek yang saya buat-buat sendiri.
Bisa jadi, ada juga di antara Anda yang juga mencintai seseorang waktu TK, atau bahkan masih digendong sama emak. Tolong diceritakan saja melalui komentar. Nanti kita saling curhat di sini ya :)