Saat ini problematika kehidupan semakin tambah menumpuk. Mungkin akibat jaman sudah edan kali ya. Makanya dari fitnah sampai penyebaran berita palsu pun mulai marak terjadi. Lihat deh, bukan cuma di dunia nyata, tapi di dunia maya juga kerap kali kita mendapati banyaknya penyebaran berita palsu.
Kita sebagai seorang muslim, wajib hukumnya untuk mengikuti ajaran Islam yang benar. Makanya, kalau ada suatu berita, yang harus kita lakukan adalah sesuai anjuran Rosulullah, yaitu bertabayyun terlebih dahulu. Bertabayyun adalah melakukan cek (meneliti) terhadap kebenaran sebuah berita terlebih dahulu sebelum bertindak. Inilah dalil bertabayyun saat mendengar suatu berita.
“Hai orang-orang yang beriman! jika se-seorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” [al Hujurot ayat 6]
Nampaknya tidak ada sedikitpun yang salah dari dalil bertabayyun tersebut. Yang namanya sebuah berita itu ada tiga kemungkinan menurut saya. Pertama berita benar, kedua hanya isu, ketiga berita tidak benar yang sengaja digunakan untuk memfitnah.
- Berita yang benar adalah berita yang memang benar adanya.
- Berita yang tidak benar (isu) adalah berita yang tidak nyata, hanya desas-desus di lingkungan masyarakat.
- Berita fitnah adalah berita tidak benar yang sengaja disebarkan untuk memfitnah (menuduh) orang lain, oknum tertentu, golongan tertentu dengan maksud merugikan orang atau oknum tersebut.
Bertabayyun sangat penting kita lakukan. Selain supaya jangan ikut memfitnah orang lain, kita juga bisa terhindar dari tindak gegabah yang akan kita lakukan sehingga merugikan orang lain atau pun diri kita sendiri.
Misalnya begini: ada seorang datang kepada kita dengan mengatakan bahwa anak kita dipukuli oleh tetangga sebelah. Katanya, anak kita sedang koma di rumah sakit. Nah, padahal berita tersebut hanya fitnah, atau bercanda yang berlebihan dari orang yang membawa berita tersebut. Kalau kita tidak cek dulu, pasti kita bakal marah dan lebih parah dari itu, kita bakal memberi pelajaran kepada tetengga kita yang menjadi pelaku penganiayaan anak kita.
Kita bakal datang kerumahnya, kita bakal menjadi hakim dan membalas perbuatan yang dia lakukan. Setelah tetangga bonyok, barulah kita menyesal karena mengetahui ternyata anak kita tidak pernah dipukul oleh tetangga sebelah itu. Dua orang yang bakal rugi. Kita, dan tentunya dia. Dia masuk rumah sakit, kita masuk sel he he.. Tapi masih untung kalau tidak ada yang masuk liang lahat.
Sobatku, ternyata kasus seperti ini banyak terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Mendengar sebuah berita, tanpa banyak tanya langsung membenarkan berita tersebut. Kemudian setelah membenarkannya, kita langsung bertindak. Padahal itu perbuatan yang salah.
Coba deh lihat di media sosial. Hujat menghujat, maki memaki seolah biasa jika mendengar berita ini-itu. Padahal, belum tentu berita yang kita dengar tersebut benar adanya.
Bahkan media online pun sudah banyak yang menyebarkan berita palsu hanya demi uang. Dengan membuat judul yang sangat luar biasa, demi menarik pengunjung mereka tega membohongi pengunjung dengan isi artikel yang ternyata tidak sesuai dengan fakta. Kadang malah judul dan isi juga tidak sesuai sama sekali.
Sobat, menyebarkan berita palsu itu tidak baik. Bisa merugikan orang lain dan diri kita sendiri. Maka dari itu, kembalilah kepada ajaran Islam. Jika mendengar sebuah berita, bertabayyun dulu. Jangan gegabah sebelum meneliti kebenaran dari berita yang kita terima..
Tolong sebarkan agar banyak yang tahu..