Kemarin sore saya sempat kaget saat melihat ada sms banking di nomor hp saya. Kagetnya bukan karena menerima uang kaget, tapi karena menerima gaji yang jumlahnya turun dibanding bulan sebelumnya. Waduh, bulan kemarin turun, bulan ini turun lagi? Begitu gumam saya dalam hati. Kecewa, jengkel, ngedongkol, pasti iya dong.. Karena saya merasa bahwa saya sudah bekerja dengan baik, Mengusahakan supaya jangan datang terlambat, dan tentunya sedikit menjulurkan lidah kepada pak manager. Bisa dibilang, perjuangan saya cukup berat.
Tapi, meskipun begitu, kenapa kok gaji saya seolah-olah dipermainkan seperti harga BBM yang naik turun seperti ini sih? Saya merasa sedih saat ingin memberitahukan kepada istri saya tentang melorotnya gaji ini. Ya,, memang turunnya tidak sampai 10 persen sih, tapi jumlahnya cukup lah untuk beli beras buat makan satu bulan. Tapi untungnya istri saya tidak pernah mempermasalahkan masalah ini. Jadi, tidak perlu stres seperti para koruptor yang tidak dapat kesempatan mengutil uang rakyat.
Hari ini, tangal 2 bulan april 2016. Alhamdulillah ada slip gaji yang dibagi-bagikan kepada karyawan. Biasanya jarang sekali saat gajian diberikan slip gajinya. Kecuali gajiannya menurun, pasti ada karyawan yang komplain dan meminta bukti rincian dari gaji tersebut sehingga perusahaan mengeluarkannya.
Nah, dari slip gaji tersebut saya melihat bahwa hanya ada potongan 16.750 rupiah. Sepertinya tidak ada masalah dengan potongan tersebut. Maksudnya, dengan potongan yang hanya sebesar itu, seharusnya tidak membuat gaji saya turun yang jumlahnya lebih besar dari nilai tersebut.
Saya perhatikan, uang makan sudah benar. Uang transportasi juga sudah benar. Bahkan ada uang lain-lain juga sudah dikasih. Apanya yang salah? Setelah cek dan ricek, ternyata yang turun adalah penghasilan insentif saya. Saya tidak mengerti mengapa turun, yang jelas, penyebab turunnya gaji ini adalah karena turunnya pendapatan insentif saya.
Dari situlah saya mulai berfikit bahwa seperti itulah gaji seorang karyawan jika menggunakan sistem insentif.. Artinya, besar kecilnya gaji juga dipengaruhi oleh insentif yang kita dapatkan dalam satu bulan. Kalau insentifnya besar, ada kemungkinan gajinya bakal naik. Tapi kalau insentifnya kecil, maka gajinya juga bakal turun.
Oleh karena itu, tidak ada yang perlu dikagetkan dengan fenomena gaji naik turun ini. Yang penting dengan gaji yang kita peroleh, masih bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menabung meskipun tidak banyak.
Dan satu lagi, sebesar apa pun gaji kita, kalau tidak disyukuri dan hidup boros ya bakal tidak cukup. Tapi, meskipun kecil kalau disyukuri dan hidup hemat Insya Allah akan cukup dan membawa berkah. Gaji turun pasti akan naik.. Makanya, bersabar saja dulu..Kita syukuri rejeki yang kita peroleh..
So, rasa syukur diperlukan untuk mengobati kecewa akibat gaji yang turun :D