Hai sobat, masih ingat waktu TK dulu tidak? Hem,, pasti dong!!! O iya sobat, yang pernah sekolah TK, pasti tau dengan lagu si kancil yang sering kita nyanyikan saat TK dulu. Dengan perasaan riang dan gembira, kita nyanyi ramai-ramai, pokoknya indah sekali sambil nyanyi seperti ini:
Si kancil anak nakal,
suka mencuri ketimun.
Ayo lekas dikejar,
Jangan diberi ampun..
Duh rasanya, kalau mendengar lagu itu seperti ingin kembali ke bangku TK lagi.
Tapi sobat, ternyata dibalik lirik lagu si kancil anak nakal yang terlihat unik tersebut tersimpan makna yang mengandung kebohongan dan sedikit ekstrim untuk dinyanyikan oleh anak kecil. Kok bisa? Ini pendapat saya lo ya.. :)
Coba pada baris pertama. "si kancil anak nakal". Sekarang kalau mendengar kata kancil kan pikiran kita langsung menuju pada seokor binatang yang disebut kancil itu. Dan memang benar, kancil adalah seekor binatang. Tapi kenapa kok dikatakan bahwa kancil "anak" nakal?
Kalau dikatakan kancil anak nakal berarti kancil adalah anak manusia dong, iya kan sobatku he he.. Kecuali lirik tersebut menjadi, "si anak kancil nakal" berarti yang nakal adalah anaknya kancil.
Yang kedua, coba pahami kata "jangan diberi ampun". Bukannya kata tersebut dapat mengajarkan kepada kita untuk terus menghajar kancil dan tidak mudah memaafkan? Dan kata tersebut jika diamalkan maka kepada siapa pun kita harus tetap "jangan memberi ampun" kalau mereka salah. Bukannya begitu?
Sobatku, tidak ada niat untuk menjelek-jelekkan lagu ini karena Saya hanya mengkoreksinya saja. Sampai saat ini pun saya tidak membenci lagu ini kok. Cuma secara spontan saya merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal saja dari lirik lagu kancil ini.
Sekarang saya berfikir kalau seandainya kancil adalah pencuri dalam wujud manusia, Berarti kita harus kejar, dan jangan diberi ampun juga? Sampai pencuri tersebut babak belur digebukin supaya kapok, habis itu dijeblosin ke penjara. Masih untung kalau nyawa dari si pencuri bisa diselamatkan. Kalau tidak diampuni dan dibinasakan di tempat, kan sadis benar tu namanya.
Saya hanya mengingatkan, supaya ibu guru lebih selektif lagi memilihkan lagu untuk anak-anak didiknya. Kalau pun harus menyanyikan lagu kancil, paling tidak bu guru harus mengajarkan bahwa kita harus menjadi manusia yang pemaaf.. Tidak anarkis, dan tidak main hakim sendiri. Artinya, kalau ada yang bersalah lebih baik kita serahkan pada aparat yang berwenang..
Jika ada kesalahan saya, silahkan tanggapi artikel ini lewat komentar ya.. :)
Tapi sobat, ternyata dibalik lirik lagu si kancil anak nakal yang terlihat unik tersebut tersimpan makna yang mengandung kebohongan dan sedikit ekstrim untuk dinyanyikan oleh anak kecil. Kok bisa? Ini pendapat saya lo ya.. :)
Coba pada baris pertama. "si kancil anak nakal". Sekarang kalau mendengar kata kancil kan pikiran kita langsung menuju pada seokor binatang yang disebut kancil itu. Dan memang benar, kancil adalah seekor binatang. Tapi kenapa kok dikatakan bahwa kancil "anak" nakal?
Kalau dikatakan kancil anak nakal berarti kancil adalah anak manusia dong, iya kan sobatku he he.. Kecuali lirik tersebut menjadi, "si anak kancil nakal" berarti yang nakal adalah anaknya kancil.
Yang kedua, coba pahami kata "jangan diberi ampun". Bukannya kata tersebut dapat mengajarkan kepada kita untuk terus menghajar kancil dan tidak mudah memaafkan? Dan kata tersebut jika diamalkan maka kepada siapa pun kita harus tetap "jangan memberi ampun" kalau mereka salah. Bukannya begitu?
Sobatku, tidak ada niat untuk menjelek-jelekkan lagu ini karena Saya hanya mengkoreksinya saja. Sampai saat ini pun saya tidak membenci lagu ini kok. Cuma secara spontan saya merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal saja dari lirik lagu kancil ini.
Sekarang saya berfikir kalau seandainya kancil adalah pencuri dalam wujud manusia, Berarti kita harus kejar, dan jangan diberi ampun juga? Sampai pencuri tersebut babak belur digebukin supaya kapok, habis itu dijeblosin ke penjara. Masih untung kalau nyawa dari si pencuri bisa diselamatkan. Kalau tidak diampuni dan dibinasakan di tempat, kan sadis benar tu namanya.
Saya hanya mengingatkan, supaya ibu guru lebih selektif lagi memilihkan lagu untuk anak-anak didiknya. Kalau pun harus menyanyikan lagu kancil, paling tidak bu guru harus mengajarkan bahwa kita harus menjadi manusia yang pemaaf.. Tidak anarkis, dan tidak main hakim sendiri. Artinya, kalau ada yang bersalah lebih baik kita serahkan pada aparat yang berwenang..
Jika ada kesalahan saya, silahkan tanggapi artikel ini lewat komentar ya.. :)