Beberapa menit yang lalu saya melihat ada sebuah berita yang cukup baik di beranda facebook. Beritanya dibagikan oleh akun bernama Fitri Istiantoro, yaitu tentang menteri energi jepang membungkuk selama 20 menit sebagai permintaan maaf kepada rakyat jepang karena listrik padam selama 20 menit. Lihat, seperti inilah beritanya..
Entah dari mana asalnya gambar tersebut serta beritanya benar atau tidak, yang jelas kabar tersebut cukup membuat siapa saja terharu atas apa yang dilakukan menteri energi jepang itu.
Mbak Fitri Istiantoro menambahkan di keterangan status terakhirnya dengan kalimat "Teladan yang baik buat pemimpin negeri ini". Jelas, itu merupakan sindirian kecil untuk penguasa Indonesia raya agar mencontohnya.
Ya, memang benar, kita sebagai rakyat ingin memiliki menteri energi seperti milik negeri Sakura itu. Tapi, kalau menteri energi Indonesia benar-benar mengikuti apa yang dilakukan menteri energi jepang itu, maka akan ada kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi di negara tercinta ini.
Apa Itu?
Seminggu sekali bakal ganti menteri energi baru
Loh kok bisa?
Jadi begini, coba ingat realita listrik padam di negeri tercinta ini. Matinya bukan cuma 20 menit kayak dijepang.. Tapi bisa sampai 20 jam bahkan berhari-hari.
Nah, kalau listrik padam 3 hari, kemudian menteri energi kita bungkuk sampai 3 hari lamanya, Bukannya bakal tumbang tuh? he he.. Kalau sudah tumbang kan bakalan diganti menteri yang baru lagi..
Menteri yang baru mulai dilantik, ee pas pelantikan listrik di daerah kota Palu padam selama 6 hari. Akhirnya selamat 6 hari juga menteri baru tersebut bungkuk.. Hari ke 7, sudah bisa dipastikan akan ada menteri baru lagi wkkk.. Dan seperti yang saya katakan tadi, akan ada penggantian menteri energi baru seminggu sekali kalau begitu ceritanya.
Negara Bakal Rugi
Ruginya di mana?
Satu, pelantikan seminggu sekali berarti bakal butuh biaya pelantikan yang juga seminggu sekali. Kalau setahun berarti NKRI harus melantik menteri 48 kali yang artinya pengeluaran juga 48 kali.. Ya Ampun biaya yang dikeluarkan berapa? Pasti miliaran bahkan triliunan rupiah.. Coba lihat, biaya pelantikan presiden jokowi saja habiskan dana 1 M.
Taruhlah kalau pelantikan menteri cuma butuh 100 Juta. Artinya, selama setahun negara harus mengeluarkan biaya 100 juta 48 kali, yaitu 4 Miliar 800 juta. Wow, itu kalau 100 juta lo ya, kalau lebih, berarti lebih banyak kan?
Wah, kalau anggaran negara cuma digunakan buat melantik menteri energi baru terus-menerus, bukannya negara bakal rugi? Ya iyalah,, paling-paling untuk menutupi kerugian tersebut bakal pinjam duit lagi ke amrik, ke Cina, atau ke IMF yang notabene kita sulit untuk melunasinya.
Dua, kalau seminggu sekali menteri energi gonta-ganti, berarti mereka gak sempat kerja dong.. baru menjabat, sudah bungkuk lagi,, baru dilantik,, ee belum pulang ke rumah sudah bungkuk lagi!! Kalau begitu kan tidak bekerja lagi jadinya hehehe..
Berarti, tugas menteri energi tidak dijalankan dengan baik. Yang pada akhirnya, bakalan membuat urusan energi di negeri ini kacau balau. Yang sebelumnya listrik padam beberapa hari, sekarang bisa saja sampai berbulan-bulan he he he..
Itulah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kalau menteri energi Indonesia mengikuti menteri energi jepang dengan cara 100% mirip.
Tujuan saya menulis ini adalah untuk menyampaikan kepada menteri energi Indonesia dan para pemerintah. Kami tidak ingin Anda mengikuti menteri energi jepang itu. Tapi paling tidak, bertanggung jawablah dan berbuat baiklah..
Bekerjalah dengan benar, dengan tulus dan iklas demi membangun negeri tercinta ini. Kalau merasa punya salah, ya akui saja kesalahan Anda.. Kemudian, perbaiki kesalahan itu supaya negeri Ini tambah maju..
Dan satu lagi, jangan jadi koruptor ya pak... !!! itu saja kok... :D
0 Response to "Kalau Menteri Energi Indonesia Meniru Menteri Energi Jepang Membungkuk Dengan Alasan Ini, Mungkin Ini Yang Akan Terjadi"
Post a Comment