>

Murid Yang Sering Melapor Ke Orang Tuanya Saat Dihukum Guru, Dialah Anak Bermental KAMPRET

Assalamualaikum para murid-murid yang masih bau kencur.. Bagaimana kabarnya? Saya harap kalian baik-baik saja. Dan tentunya, saya juga berharap mud kalian lagi bagus supaya bisa fokus membaca petuah dari senior kalian yang lebih dulu lulus sekolah ini.

Entah mengapa, hari ini saya sangat gemes mendengar berita tentang kalian yang sering mengadu ke orang tua kalian kalau dihukum sama guru di sekolah.

Maaf, sebenarnya saya tidak ingin membuat artikel seperti ini. Tapi karena kelakuan kalian yang membuat guru-guru menderita semakin sering, terpaksa tulisan ini pun saya publikasikan.


Kalian pasti sudah mengerti maksud dari "membuat guru menderita" tersebut bukan? Saya yakin, kalian sudah mengerti kecuali kalian pura-pura bodoh.
  • Lah, sekarang lebih heboh lagi. Kalian mengadukan guru kalian ke ortu, dan ortu kalian mamukul guru yang sedang berusaha memajukan otak kalian.

Saya sangat-sangat heran dengan kalian. Apa sebenarnya yang salah? Saya sendiri juga tidak mengerti..! Tapi mudah-mudahan anak saya kelak gak seperti itu. Yang manja, yang gak bisa disentuh dikit aja, padahal yang katanya paling gaul.. Hedeh,,,

Adek-adek, dulu saya juga pernah bersekolah. Saya juga sering dihukum guru. Tapi seingat saya belum pernah saya mengadu kepada orang tua saya atas hukuman yang diberikan guru terhadap saya.

Jangankan sekolah SMP atau SMA seperti kalian. Waktu SD saja saya sering dihukum sama guru-guru. Dan kalian tau hukumannya apa semua? Pasang kuping dulu!!

Waktu SD, kalau lambat datang masuk kelas sampai lambat piket, hukumannya disuruh ambil air untuk cuci tangan guru kalau habis memegang kapur. Meskipun cuma satu ember cat kecil, tapi ambilnya di sungai yang jaraknya kurang lebih satu kiloan. Dan Catat, itu hukuman untuk anak kelas 2 atau kelas 3 SD.

Kalau mau ambil air yang dekat sih bisa. Tapi di sumur yang lebih menyeramkan dari lubang buaya. Diameternya sekitar 2 meter. Sumur tua, pagar pembatasnya dari papan yang sudah jebol dan rusak sana-sini, belum lagi ambilnya pakai ember yang diikat dengan tali. Ditarik ke atas langsung pakai tangan, gak pakai roda katrol yang lebih enak itu. Satu lagi, lokasinya di kebun coklat yang harus melewati rerungkutan pohon-pohon menyeramkan..

Serem, asli serem..

Masih ada banyak hukuman lain yang lebih menyakitkan. Dipukul pakai penggaris, dijemur, dicubit, disuruh hormat bendera sampai lama, dan bahkan dijewer oleh pak Made sampai telinga rasanya lansung budek pun sering.

WAKTU Tsanawiyah (SMP), saya sering dihukum lari-lari keliling lapangan. Dijemur juga, dijewer, disuruh jewer-jeweran dengan teman-teman, bahkan pernah dipukul bagian lutut pakai gagang ijuk oleh penjaga sekolah sampai pincang dan meraung-raung.

Sampai parahnya seperti itu, saya gak level lapor ortu..

Waktu SMA, sepertinya hukuman sudah mulai berkurang. Bukan karena sudah gede, tapi karena kelakuan sudah mulai membaik. Sudah tau bersikap yang lebih baik itu seperti apa. Itu semua karena didikan dari TK sampai SMP sebelumnya. Siapa coba yang mendidik kalau bukan guru?

Tapi, bukan berarti waktu SMA gak pernah dihukum. Saya juga pernah kena jeweran bu guru.

Yang jelas, dari SD sampai SMA saya gak bisa ingat berapa kali kena hukuman oleh bapak atau ibu guru. Tapi yang pasti, saya masih ingat betul kalau saya tidak pernah mengadukannya kepada orang tusa saya. Itu karena apa? Karena saya malu..

Saya akui, saya adalah anak yang cengeng. Tapi Alhamdulillah untuk perkara di sekolah saya gak bawa-bawa ke rumah. Karena saya bukanlah anak bermental kampret..Saya malu kalau sampai orang tua saya mengetahui saya dihukum guru karena kebandelan saya sendiri.

Dan tentunya, orang tua saya juga malu kalau mengetahui anaknya dihukum karena kebandelannya..

Alhamdulillah, orang tua saya juga sudah memasrahkan saya ke sekolah. Jadi apa pun yang dilakukan guru-guru terhadap saya, Insya Allah itu demi kebaikan saya.

Saudaraku, jadi guru itu gak gampang.. Karena yang diurusi adalah anak yang masih goblok dan yang bandel-bandel.. Tidak semua orang mampu menjadi guru.. Oleh karena itu, cintai dan hargailah mereka semuanya..

Tanpa guru, kalian yang sekarang sudah sukses bukanlah siapa-siapa..

Untuk itu, baik murid atau pun orang tuanya harus menjaga sikap. Jangan sampai kelakuan-kelakuan buruk orang tua atau murid terhadap guru terulang kembali.

Wajar kalau kalian mengadu ke orang tua atau ke polisi kalau disiksa guru sampai berdarah-darah. Tapi ini kan cuma dicubit, atau dipukul yang sakitnya pun bisa hilang dalam sekekejab. Dan itu pun hukumannya juga untuk mendidik kita, bukan sengaja untuk menyakiti..

Ingatlah sobat, hukuman demi hukuman yang kita peroleh dari ibu atau bapak guru itu akan sangat berharga ketika kita sudah sukses nanti.. Itu adalah hadiah terbaik dari mereka, di mana hukuman-hukuman tersebut bakal bisa menjadi cerita seru, unik dan indah di masa depan. Kita bisa menceritakan ke teman-teman, atau anak cucu kita kelak.. Sebab hukuman dari guru adalah salah satu seni yang gak bisa dihapuskan dari sekolah..

Dan satu lagi, bisa jadi hukuman merekalah yang dapat mendorong kita untuk berfikir lebih baik sehingga kita bisa maju dan sukses dunia Akhirat..

Semoga apa yang saya tulis kali ini dapat bermanfaat, silahkan bagikan supaya banyak yang tau..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Murid Yang Sering Melapor Ke Orang Tuanya Saat Dihukum Guru, Dialah Anak Bermental KAMPRET"

Post a Comment